JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong penggunaan produk lokal untuk menunjang kegiatan hulu migas Indonesia. Sampai saat ini, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) Hulu Minyak dan Gas (Migas) produk atau barang yang digunakan mencapai 61,18%.
"Ini perlu disyukuri, hingga Oktober kemarin, capaian TKDN Hulu Migas melampaui target yang ditetapkan pemerintah, yakni sebesar 57%. Saya optimistis angka ini terus meningkat hingga akhir tahun 2023," ujar Wakil Kepala SKK MIgas Nanang Abdul Manaf dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/11/2023).
Sesuai dengan Rencana Strategis Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0, target pencapaian strategis yang ingin dikejar adalah penguatan demand/supply, pengembangan kompetensi dan penguatan kebijakan.
Diungkapkannya, Rencana Strategis tersebut juga mencakup tiga target besar pada 2030, di antaranya produksi minyak 1 juta barrel serta gas bumi sebanyak 12 miliar standar kaki kubik per hari, meningkatkan multiplier effect industri hulu migas terhadap sektor lain, serta terjaganya kelestarian atau keberlanjutan lingkungan.
Hal itu diungkapkan Nanang ketika memaparkan capaian kegiatan rangkaian Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 yang sudah diadakan di 5 area kerja SKK Migas, yakni Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Papua dan Maluku (Pamalu), Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul), Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
Oleh karena itu, SKK Migas tahun ini kembali menyiapkan penyelenggaraan Forum Kapasitas Nasional III 2023 yang akan digelar di Gedung Jakarta Convention Center (JCC) Pada 23-24 November 2023 mendatang.
"Kami berupaya memperkuat demand dan supply di berbagai tingkatan, baik itu dalam skala daerah, nasional, maupun internasional. Langkah ini menjadi fondasi dalam pembinaan perusahaan atau pabrikan dalam negeri dan UMKM, yang mencakup penguatan strategi bisnis dan pengembangan keterampilan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal," tuturnya.
Nanang menambahkan, dalam acara Forum Kapnas yang diadakan di lima kota sebelumnya, beberapa perusahaan dalam negeri menunjukkan keberhasilannya memperluas pasar, termasuk ke pasar internasional. Dia mencontohkan PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (PNEP) yang mendapatkan kontrak produksi kapal dari perusahaan pelayaran di Malaysia.
"Kesuksesan ini menandai langkah ekspansi bisnis mereka di luar negeri, sekaligus menunjukkan kepercayaan terhadap kemampuan produksi kapal Indonesia," urainya.