Kisah Shi Wen-long Sang Bapak Kaca Akrilik, Tinggalkan Harta Rp29,3 Triliun

Arfiah, Jurnalis
Selasa 21 November 2023 11:25 WIB
Kisah Shi Wen Long Bapak Kaca Akrilik. (Foto: Forbes)
Share :

JAKARTA - Shi Wen-long pendiri produsen plastik Taiwan Chimei Corp meninggal dunia Sabtu, 18 November 2023 kemarin pada usia 96 tahun.

Lahir dari keluarga miskin di kota Tainan, Taiwan selatan, Shi dikenal sebagai bapak akrilik karena mendorong perkembangan industri plastik di pulau tersebut.

 BACA JUGA:

Dia memulai bisnis karet dan plastik dengan penghasilan setara dengan USD700 dan empat karyawan pada tahun 1953 sebelum mendirikan Chimei pada tahun 1960.

Pada tahun 1994 Chimei telah menjadi produsen resin ABS terbesar di dunia, plastik yang sering digunakan pada dasbor dan panel pintu.

 BACA JUGA:

Shi menduduki peringkat 31 dalam daftar 50 Orang Terkaya Taiwan awal tahun ini dengan kekayaan bersih USD1,9 miliar atau setara Rp29,3 triliun. (Kurs: Rp15.444/USD)

Miliarder yang kaya raya ini percaya bahwa bisnis adalah sarana untuk mengejar kebahagiaan.

Selain usaha bisnisnya, Shi adalah seorang dermawan aktif yang mengabdikan dirinya pada bidang kedokteran dan seni.

Dia dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Filantropi Forbes Asia pada tahun 2012.

Chimei Corp mengatakan dalam sebuah pernyataan selain usaha bisnisnya yang sukses, Pendiri Shi dengan sepenuh hati mendedikasikan dirinya untuk kemajuan masyarakat, khususnya di bidang medis dan seni dan budaya.

"Melalui pendirian Rumah Sakit Chimei dan Museum Chimei, ia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menyehatkan jiwa mereka dengan seni. Kontribusi ini akan selamanya menjadi hadiah tulusnya untuk Taiwan," ujar pernyataan tertulis Chimei Corp dikutip Forbes di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Pada tahun 1987, Shi membeli rumah sakit yang mengalami kesulitan keuangan di kota kelahirannya dan mengubahnya menjadi Rumah Sakit Chimei.

Pada tahun 1992, dia mendirikan Museum Chimei, yang terkenal dengan beragam koleksinya yang mencakup seni Barat, alat musik, persenjataan, dan sejarah alam yang mencerminkan beragam minat pendirinya.

Saat remaja Shi memulai ansambel musik, memimpin grup sebagai konduktor dan belajar sendiri bermain biola.

Dia membeli biola pertamanya dari seorang Jepang yang menjual barang-barangnya di pinggir jalan sebelum dipulangkan ke Jepang setelah Perang Dunia II. Pada suatu saat, Shi mengumpulkan koleksi instrumen keluarga biola terbesar di dunia di luar pembuat atau dealer biola.

“Biola adalah penemuan terbesar manusia,” katanya kepada Forbes Asia pada tahun 2012.

 BACA JUGA:

“Bentuknya tidak dapat diubah dengan cara apa pun atau berisiko kehilangan kualitas suaranya. Sains tidak dapat menjelaskan alasannya," lanjutnya.

Biola dan barang-barang lain yang Shi kumpulkan lukisan dan patung Barat, senjata dan baju besi semuanya milik Yayasan Budaya nirlaba Chi Mei yang ia dirikan pada tahun 1977.

Koleksinya dipajang di Museum Chi Mei di Tainan, yang membanggakan harta karun milik pribadi terbesar di pulau ini dan gratis untuk umum.

Chimei Corp. merancang dan memproduksi bahan polimer canggih, karet sintetis, dan bahan kimia khusus dengan nilai aset bersih yang tidak dikonsolidasi sebesar USD3 miliar. Bisnisnya juga mencakup bidang teknologi, elektronik konsumen, dan makanan. Berkantor pusat di Tainan, perusahaan ini juga mengoperasikan fasilitas produksi di provinsi Jiangsu, Tiongkok daratan.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya