Era Transisi Energi Ancam Perusahaan Batu Bara, Ganjar Pranowo Optimistis Perusahaan Dapat Bertahan

Nasya Emmanuela Lilipaly, Jurnalis
Jum'at 24 November 2023 17:31 WIB
Ganjar Pranowo
Share :

JAKARTA - Dalam pembicaraan mengenai transisi energi menuju energi bersih atau terbarukan, Ganjar Pranowo salah satu Calon Presiden, menyuarakan pentingnya kreativitas dalam menghadapi tantangan ini, khususnya bagi perusahaan di sektor batu bara yang menghadapi ancaman kebangkrutan.

Ganjar menyatakan komitmennya terhadap transisi energi untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dalam diskusi "Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan" di Jakarta, Kamis, 23 November 2023.

 BACA JUGA:

Pemaparan ini sejalan dengan Visi-misi programnya menekankan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai generator pembaharuan dengan target porsi EBT mencapai 25-30 persen dari total energi pada tahun 2029.

Ganjar menyoroti dampak transisi ini pada perusahaan dengan tingkat emisi tinggi, terutama perusahaan batu bara.

Meskipun ada potensi kehilangan pekerjaan, Ganjar menegaskan bahwa perusahaan harus dapat beradaptasi dan menemukan inovasi baru.

"Kalau dia (perusahaan) kreatif, dia semacam membuat kurva kedua untuk bisnisnya, dan bisnisnya diberi peringatan, ‘kamu akan declined’, maka mulai hari ini kamu harus menyiapkan bisnismu untuk survive, itu dari segi bisnisnya," ujar Ganjar.

Kekhawatiran perusahaan batu bara terhadap dampak transisi energi tidak hanya menjadi isu di Indonesia.

Data dari Global Energy Monitor (GEM) menyebutkan bahwa hampir 1 juta pekerja tambang batu bara diperkirakan kehilangan pekerjaan pada 2050 karena penutupan tambang.

 BACA JUGA:

Di Indonesia, langkah-langkah pemerintah terlihat dari Peraturan Presiden No. 112 tahun 2022 yang melarang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara.

Sebelumnya, Direktur PT Bayan Resources Tbk, Alexander Ery Wibowo menyatakan bahwa apapbila transisi energi sudah sepenuhnya terwujud dan tidak ada lagi ruang bagi komoditi batu bara, maka ada kemungkinan peralihan ke petrochemical.

“Tapi terlihat saat ini bisa jadi industri petrochemical, ini yang akan terjadi di bidang pertambangan batu bara nantinya” ujar Alexander dalam Green Economic Forum 2023, dikutip Jumat (24/11/2023)

Beberapa perusahaan batu bara, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), telah menunjukkan upaya adaptasi dengan melirik bisnis energi baru terbarukan, termasuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dan Sampah.

Meskipun tantangan besar dihadapi oleh perusahaan batu bara, harapan tetap ada dengan pengelolaan yang bijak dan inovasi di sektor energi.

Penerapan ekonomi hijau diharapkan menjadi solusi untuk meminimalkan dampak negatif selama proses transisi energi berlangsung.

“Kami percaya aka nada perkembangan teknologi yang bisa tercapai dengan periode yang lama, kesempatan tetap ada, tetapi penambang harus mampu Kelola sebaik mungkin untuk menjalankan green economy (ekonomi hijau).”

Sementara beberapa perusahaan batu bara, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk, telah mulai melirik bisnis energi baru terbarukan sebagai langkah adaptasi terhadap perubahan ini.

Adaro Power, anak usaha Adaro Energy, sedang mengikuti tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) 70MW di Kalimantan, serta mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap 130 kWp sejak awal tahun 2021. Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa beberapa perusahaan batu bara berusaha untuk bertransformasi dan tetap relevan dalam era transisi energi.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya