JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk mengungkapkan kesulitan menemukan pengganti Air Products yang mengundurkan diri secara tiba-tiba dari proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME).
"Kalau DME kemarin kan investornya Amerika sudah mengundurkan diri. Nah untuk mencari pengganti inikan tidak gampang karena inikan harus dilihat menyeluruh komprehensif terutama keekonomiannya," jelas Direktur Utama PTBA Arsal Ismail ketika ditemui usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Kendati sulit mencari investor baru, Arsal mengungkapkan, pihaknya masih berkomitmen menjalankan proyek hilirisasi batu bara tersebut lantaran dapat meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor andalan Indonesia.
Diungkapkannya, PTBA juga masih melakukan penjajakan dengan beberapa investor untuk membahas hilirisasi.
Disisi lain, Arsal menambahkan, perseroan juga tengah mencari peruntungan di proyek hilirisasi batu bara lainnya. Salag satunya gasifikasi coal bed methane (CBM) dan Mono Ethylene Glycol (MEG).
"Kita sekarang ini konsentrasi dan tetap mendukung program pemerintah untuk melakukan hilirisasi. Kan kita semua lagi dalam berproses, ada hilirisasinya kan tidak hanya ke DME. Kita ada gasifikasi, kita ada mau ke MEG kemudian ada juga ke anoda grafit gitukan. Nah ini semuanya lagi berproses lakukan kajian. Jadi hilirisasi tetap kita jalanin supaya bisa berikan nilai tambah," paparnya.
Oleh karena itulah, lanjut Arsal, pihaknya tengah berfokus tidak hanya ke proyek pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG) tersebut.
"Nah makanya kita fokusnya ga hanya ke DME nanti kita kaji semuanya, mana yang paling memungkinkan untuk di realisasikan dengan segera," tukasnya.
(Feby Novalius)