Kurangi Ketergantungan Impor, RI Punya Fasilitas Industri Alkes
Selain itu alat kesehatan ini juga merupakan barang habis pakai yang terus digunakan di fasilitas kesehatan.
"Saya yakin yang namanya wound dressing (pembalut luka) itu dipakai di seluruh dunia, kita bukakan ke UNICEF," ungkap Menkes dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Menkes mendukung alat kesehatan dalam negeri selain untuk memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga bisa diekspor ke mancanegara. Pemerintah akan memfasilitasi produksi dalam negeri untuk terserap di pasar global.
"Agar lebih banyak produksi dalam negeri berkualitas yang operasionalnya bagus, sehingga kalau ada pandemi lagi kita siap. Kita bantu supaya masuk ke level internasional supaya mereka bisa punya selling power, economic scale yang lengkap," kata Menkes.
Deca Metric Medica berdiri di atas lahan 6.000 meter persegi dan bangunan seluas 4.800 meter persegi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan produk impor alat kesehatan Indonesia.
Menurut laporan kinerja semester I 2023 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, transaksi alat kesehatan Nasional melalui e-katalog pada 2019 - 2020 masih didominasi produk impor yang mencapai 88 persen.
Menurut data Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) pasar alat kesehatan Indonesia tahun 2020 sebesar Rp49,7 triliun setara dengan 0,7 persen pasar alat kesehatan global. Namun, neraca perdagangan alat kesehatan dalam negeri masih mengalami defisit Rp23,8 triliun dengan nilai ekspor Rp16,3 triliun dan impor sebesar Rp40,1 triliun.
“Membangun fasilitas industri alat kesehatan Deca Metric Medica sebagai langkah nyata dukungan kami terhadap visi pemerintah dalam mencapai kemandirian kesehatan nasional. Kami berkomitmen untuk mendukung transformasi sistem ketahanan kesehatan dengan memberikan kontribusi maksimal dalam penyediaan alat kesehatan berkualitas untuk masyarakat,” kata pimpinan Dexa Group Ferry A Soetikno.
Fasilitas industri alat kesehatan ini dibangun sejak 2020 dan memulai produksi pada Januari 2023 telah mendapat sertifikasi Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) dari Kemenkes dan produk-produknya telah masuk dalam e-katalog sektoral Kementerian Kesehatan.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) mencatat, pembalut luka atau wound dressing berada di urutan kelima produk alat kesehatan paling banyak dibeli di Indonesia pada 2022 setelah alat suntik, infus set, sarung tangan bedah, serta kateter.
(Taufik Fajar)