JAKARTA - Wall Street ditutup menguat tipis pada perdagangan kemarin. Bursa saham AS menguat dengan sedikit berita penggerak pasar yang mendorong keyakinan karena S&P 500 berada tepat di bawah konfirmasi pasar yang bullish.
Mengutip Reuters, Kamis (28/12/2023), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 111,19 poin, atau 0,3%, menjadi 37.656,52, S&P 500 (.SPX) bertambah 6,83 poin, atau 0,14%, menjadi 4.781,58 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 24,60 poin, atau 0,16% menjadi 15.099,18.
Tiga indeks saham utama AS terombang-ambing antara kenaikan dan penurunan kecil sepanjang sesi tetapi berakhir menguat pada hari itu. Semuanya berada di jalur untuk memperoleh keuntungan bulanan, triwulanan, dan tahunan.
S&P 500 berakhir 0,3% dibawah rekor penutupan tertinggi 4.796,56 yang dicapai pada 3 Januari 2022. Dow mencatat rekor penutupan tertinggi baru.
“Ketika Anda memiliki sedikit katalis dan aktivitas perdagangan yang minimal, Anda cenderung melihat kelanjutan tren,” kata Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana.
“Kita punya tiga hari tersisa untuk perdagangan pada tahun ini,” Carlson menambahkan. “Itu berarti tinggal tiga hari lagi masa panen pajak, tiga hari window dressing portofolio… hal-hal semacam itu dapat menjadi lebih besar karena kurangnya volume perdagangan.”
Mencapai rekor penutupan baru akan memastikan indeks penentu memasuki pasar bullish ketika mencapai penutupan palung pasar bearish pada Oktober 2022.
“Tonggak sejarah seperti itu penting karena dapat menghasilkan aktivitas bagi investor yang masih ragu-ragu,” kata Carlson.
Setelah data indeks harga PCE AS yang dirilis pada hari Jumat lebih dingin dari perkiraan, spekulasi menguat bahwa The Fed akan mulai melakukan penurunan suku bunga pertamanya pada bulan Maret, yang mendukung saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga dan memberikan bias kenaikan pada indeks-indeks utama Wall Street.
Sekilas, pasar keuangan memperkirakan kemungkinan sebesar 73,9% bahwa pembuat kebijakan akan menurunkan suku bunga target dana Fed sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan bulan Maret, menurut alat FedWatch CME.
Di antara 11 sektor utama dalam S&P 500, real estat (.SPLRCR) menikmati persentase kenaikan terbesar, sementara saham energi (.SPNY), yang terbebani oleh penurunan harga minyak mentah, mengalami kerugian terbesar.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)