Inflasi 2023 Capai 2,61%, Terendah 20 Tahun Terakhir

Atikah Umiyani, Jurnalis
Selasa 02 Januari 2024 13:58 WIB
Inflasi 2023 terendah selama 20 tahun terakhir (foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTAInflasi 2023 merupakan yang terendah selama 20 tahun terakhir. Inflasi Indonesia pada akhir 2023 yang sebesar 2,61% merupakan inflasi yang terendah sepanjang 20 tahun terakhir.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan, perhitungan ini mengesampingkan pandemi covid yang terjadi pada periode 2021 hingga 2022. Dia pun menjelaskan lebih lanjut apa saja faktor pendorong inflasi tersebut.

"Perlu menjadi catatan kita bersama bahwa setelah terjadi shock seperti kenaikan bbm non subsidi, level IHK akan menjadi sangat tinggi seperti contoh pada tahun 2005 misalnya, seiring dengan kenaikan harga bbm tingkat inflasi relatif tinggi namun setelahnya pada tahun 2006 terjadi tingkat inflasi yang relatif rendah, ini yang kita sebut biasanya dengan istilah base effect," tuturnya dalam konferensi pers hari ini, Selasa (2/1/2024).

Dikatannya, pola ini ternyata sama terjadi pada 2008, 2013 dan 2014 pola yang sama ternyata terlihat pada 2 tahun terakhir 2022 dan 2023. Amalia bilang, kenaikan harga bbm pada September 2023 lalu ternyata memberikan tekanan inflasi pada tahun 2022 yang kemudian di tahun 2023 ini diikuti dengan inflasi yang relatif rendah.

"Ini yang kita sebut juga dengan base effect. Inflasi tahun 2023 selain tadi terdampak oleh base effect juga terpengaruh oleh fenomena el nino yang mendorong inflasi volatile food terutama beras. Tetapi sekali lagi dengan koordinasi yang intensif dari beberapa stakeholder tekanan eksternal dan fenomena el nino ini ternyata dikendalikan dengan pengendalian yang baik di sisi supply sehingga dengan menjaga sisi supply yang lebih baik tekanan inflasi menjadi bisa lebih terjaga," paparnya.

Lebih lanjut Amalia merincikan, berdasarkan kelompok pengeluaran inflasi tahuanan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu sebesar 6,18% dan memberikan andil inflasi sebesar 1,60% terhadap inflasi umum.

Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,53%, cabe merah dengan andil inflasi 0,24%, rokok kretek filter dengan andil 0,17%, cabai rawit dengan andil inflasi 0,10% dan bawang putih dengan andil inflasi 0,08%.

Beberapa komoditas lainnya yang juga menjadi penyumbang terbesar inflasi Desember 2023 yaitu emas perhiasan dengan andil 0,11%, dan tarif angkutan udara dengan andil sebesar 0,08%.

Amalia menambahkan, berdasarkan sebaran inflasi tahunan menurut wilayah, seluruh kota mengalami inflasi tahunan. Terdapat 50 kota alami inflasi tahunan lebih tinggi dari inflasi nasional.

Katanya, jika kita bandingkan dengan tahun 2022 capaian ini cukup baik mengingat pada tahun 2022 terdapat 63 kota mengalami inflasi tahunan yang lebih tinggi dari inflasi nasional.

Sementara itu, menurut komponen inflasi tahunan pada Desember sebesar 2,61% ini didorong oleh inflasi seluruh komponen. Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 1,80%, komponen ini beri andil 1,1% komoditas yang dominan memberikan andil inflasi antara lain emas perhiasan, biaya sewa rumah, biaya kontrak rumah, gula pasir dan upah asisten rumah tangga.

Sedangkan untuk komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 1,72%, komponen ini memberikan andil sebesar 0,32%. komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir adalah rokok kretek filter, tarif angkutan udara dan rokok putih.

"Kemudian,komponen harga bergejolak mengalami inflasi 6,73%. Komponen ini berikan andil terbesar terhadap inflasi tahunan yakni sebesar 1,1%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir adalah beras, cabe merah, cabe rawit, bawang putih dan daging ayam ras," tutup Amalia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya