JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui penciptaan lapangan kerja saat ini belum berbanding lurus dengan adanya investasi yang masuk.
Bahlil melaporkan, sepanjang tahun 2023 lalu total realisasi invetasi di Indonesia tembus Rp1.400 triliun, dengan total serapan kerja sebanyak 1,8 juta orang. Menurutnya, besaran invetasi itu banyak masuk ke industri padat modal, sehingga kurang banyak serap tenaga kerja.
"Tenaga kerja, kita kan cari invetasi Harapanny tenaga kerja, namun memang harus saya akui bahwa penciptaan Lapangan pekerjaan belum berbanding lurus dengan realisasi invetasi," ujar Bahlil dalam laporan invetasi tahun 2023 dikutip Jumat (26/1/2024).
Meski demikian, Bahlil menganggap salah satu instrumen untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat Indonesia dengan menarik invetasi ke sektor padat modal. Sebab industri-industri tersebut menghasilkan barang jual dengan harga yang tinggi.
Sehingga harapannya, karyawan yang bekerja di industri tersebut punya kesejahteraan yang lebih baik, ketimbang, menurut Bahlil, bekerja di industri padat karya.
"Kalau Kita mengandalkan padat karya, sampai ayam tumbuh gigi pun negara kita tidak akan maju, karena padat karya itu, mohon maaf, gajinya terukur, tetapi kalau orang kerja di industri, pasti penciptaan lapangan kerja dengan upah yang cukup layak, itu cara kita untuk mendorong GDP kita bisa diatas Rp10 ribu," jelas Bahlil.
"Kalau kita hanya menciptakan lapangan pekerjaan dengan gaji 3 juta, 4 juta bagaimana pendapatan perkapita bisa naik, instrumennya harus hilirisasi," sambungnya.
Sehingga menurutnya, saat ini yang perlu dibenahi adalah standar kualitas SDM Indonesia, yanv harus bisa mengikuti kebutuhan industsi. Sehingga mempunyai skill yang sesuai dengan permintaan tenaga kerja industri-industri padat modal.
(Taufik Fajar)