“Begitu bank Himbara uda mentok melakukan pinjamannya, Pertamina tuh ‘ngecer’ ke mana-mana minjam duit, ada yang Rp5 juta, ada yang Rp10 juta, pinjaman jangka pendek pasti bunganya gila-gilaan,” ucapnya.
Karena itu, Ahok mendapat tugas khusus dari pemegang saham untuk menyelesaikan persoalan keuangan perusahaan, ketika pertama kali menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
“Pas saya masuk, langkah pertama semua uang sampai cucu cicit perusahaan kita harus kontrol, jangan sampai kita pinjam duit, di bawah pesta pora,” tutur Ahok.
“Saya bilang ke Menteri Keuangan ‘kenapa mesti tunggu sampai 100% (pembayaran subsidi BBM), sudah 80% dibayar dulu, sama toh, sisanya baru kita adjust,” lanjutnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)