JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membongkar kerugian hingga utang PT Pertamina (Persero). Dia mengungkap, saat dirinya pertama kali ditunjuk sebagai Komisaris Utama, perseroan saat itu berpotensi rugi sebesar USD1 miliar atau setara Rp15,65 triliun (Kurs Rp15.600/USD).
Ahok mengatakan, kerugian Pertamina disebabkan oleh kebijakan subsidi bahan bakar. Padahal, harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan signifikan kala itu.
“Jadi, bayangkan berapa tahun soal subsidi di Pertamina. Nah, pas saya masuk disampaikan ini bakal rugi USF1 miliar, lalu saya bilang perusahaan ada 200 lebih (anak/cucu/cicit), 100 lebih yang aktif, gak ketahuan duitnya ada berapa,” ujar Ahok dalam sesi diskusi Ahok Is Back, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024).
Subsidi BBM di satu sisi dan kenaikan harga minyak mentah dunia di sisi lain, lanjut Ahok, menjadi beban besar bagi perusahaan. Kondisi semakin tertekan saat pengelolaan keuangan di anak dan cucu usaha justru tidak terkontrol dengan baik.
“Jadi bayangin cucu dan cicit perusahaan punya duit deposito, emak sama bapaknya ngutang duit, kenapa utang duit? Karena bayar subsidi ini, kan masih tahun depan baru diaudit, mau bayar berapa ke Pertamina? Tapi beli minyaknya kan kontan di luar negeri,” papar dia.
Pertamina juga terpaksa mengajukan pinjaman atau kredit di Himbara untuk membayar selisih harga minyak, imbas subsidi BBM. Bahkan, Ahok menyebut perseroan harus ‘ngecer’ ke mana-mana untuk mendapat pinjaman, bila perbankan BUMN tak memberikan kredit.