JAKARTA - Evergrande disebut sebagai perusahaan properti paling berutang di dunia, dan memang betul. Utangnya berjumlah hampir USD330 miliar (sekitar Rp5.202 triliun), lebih dari utang negara-negara seperti Rusia.
Setelah berbulan-bulan menantikan pembuatan rencana yang layak untuk restrukturisasi defisit, pengadilan Hong Kong menilai bahwa sudah cukup dan Senin (31/1/2024) ini memerintahkan likuidasi Evergrande, raksasa properti Cina.
Pengadilan menerima permintaan kreditur untuk melikuidasi perusahaan itu, yakni dengan menyita asetnya dan menjualnya untuk menutupi utang.
Namun, masih belum diketahui apakah aset Evergrande di daratan China, lokasi sebagian besar propertinya berada, dapat membawa intervensi.
Krisis raksasa properti, yang pecah pada 2021, memperlihatkan kesulitan serius yang dialami sektor properti di China, di mana konstruksi menyumbang hampir seperempat dari perekonomian negara.
Pada saat itu diperkirakan bahwa perusahaan memiliki 1,5 juta rumah yang belum selesai dibangun. Hal ini mengakibatkan banyak keluarga yang telah berinvestasi di properti itu sebelum dibangun kehilangan tabungan dan tanpa rumah.