JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengakui adanya penurunan produksi beras pada Januari-Februari 2024. Hal ini membuat harga beras di pasar meroket.
Kondisi tersebut diakibatkan adanya fenomena El Nino yang mempengaruhi iklim tanam dan panen para petani di Indonesia.
"Jadi memang saat ini meskipun produksi dan konsumsi beras di Januari dan Februari 2024 minus 2,8 juta ton sebagai dampak dari penurunan produksi akibat El Nino, namun kita memerlukan beras yang cukup agar neracanya dapat terjaga secara positif," ujar Arief dalam keterangan resminya, Jumat (9/2/2024).
Menurutnya, kebijakan importasi beras ini menjadi salah satu upaya untuk menjaga ketersediaan beras di pasar terlebih dahulu, meskipun keterbatasan stok ini pada ujungnya berdampak pada kenaikan harga.
"Walaupun sangat pahit, importasi saat ini harus dijalankan. Mungkin kebijakan ini tidak populer saya sampaikan, tetapi harus dikerjakan untuk pemenuhan kebutuhan saat ini," ungkapnya.
Namun Arief menegaskan bahwa importasi yang dilakukan sangat terukur sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak mengganggu harga di tingkat petani. “Salah satu indikasinya bisa dilihat dari NTPP saat ini adalah yang tertinggi senilai 116,16. Ini yang membuat petani kita semangat untuk menanam,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Oktober 2022 NTPP tercatat mulai bangkit melampaui angka 100. Saat itu, NTPP ditetapkan 100,41 dan semakin bertumbuh selama tahun 2023. Indeks rerata NTTP setahun penuh selama 2023 ada di 107,63 dengan capaian indeks tertinggi pada Oktober 2023 di 114,55. Terkini, NTPP di Januari 2024 berada di 116,16.
"Pertumbuhan NTPP seperti ini mengartikan sedulur petani tanaman pangan semakin sejahtera. Langkah importasi yang dilakukan pemerintah tidak begitu berdampak negatif. Ini karena kita memastikan importasi yang dilakukan adalah importasi yang terukur dan sesuai kalkulasi, serta hanya dipergunakan untuk pelaksanaan program pemerintah saja," pungkas Arief.
Sekedar informasi tambahan, jika melihat data dari Panel Harga Badan Pangan Nasional, lonjakan harga rata-rata beras nasional mulai terjadi sejak bulan Januari Lalu. Misalnnya, pada Bulan Januari, posisi harga beras medium berada di harga Rp13.310, sedangkan pada bulan Februari sudah berada di harga Rp13.590/kg. Sedangkan untuk beras Premium posisi harga pada bulan Januari di angka Rp15.110, sedangkan pada Februari menjadi Rp15.500/kg.
(Feby Novalius)