Ini Trik Negosiasi Gaji saat Interview Kerja

Nurul Amirah Nasution, Jurnalis
Rabu 14 Februari 2024 10:18 WIB
tips negosiasi gaji saat interview kerja (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Gaji menjadi salah satu hal utama ketika ingin melamar kerja. Saat ini, banyak orang yang melihat gajinya terlebih dahulu untuk sebuah pekerjaan.

Lalu bagaimana cara mengetahui informasi tersebut? Mengutip dari laman cnbc.com pada Rabu, (14/2/2024) seorang perekrut yang mewawancarai ratusan orang untuk Goldman Sachs, Bridgewater Associates Chanelle Howell yang berada di New York City mengatakan bahwa negosiasi gaji bisa dilakukan dalam satu pertanyaan langsung dalam wawancara kerja.

“Katakanlah seorang pelamar sedang melamar kerja untuk sebuah posisi dengan kisaran gaji USD100 ribu atau USD150 ribu,” Howell memberi contoh.

Dalam lamaran tersebut, pelamar boleh bertanya mengenai keterampilan dan pengalaman apa yang membedakan kandidat senilai USD100 ribu setara dengan Rp1,5 miliar (dengan kurs Rp15.400 per USD) dan kandidat senilai USD150 ribu setara dengan Rp2,3 miliar.

Dengan pertanyaan tersebut, perekrut akan menjelaskan strategi kompensasi mereka untuk peran tersebut. Mereka mungkin akan mengatakan bahwa seorang kandidat yang berada di posisi teratas memiliki pengalaman kerja tertentu di bidangnya, mengelola sejumlah orang tertentu, memimpin proyek tertentu, atau ahli dalam keterampilan tertentu.

Setelah itu, pelamar bisa menggunakan informasi tersebut untuk kemudian membentuk keterampilan dan pencapaian apa yang dapat pewawancara diskusikan berdasarkan latar belakang pewawancara sendiri.

Kuncinya, kata Howell mengulangi kualitas-kualitas ini sepanjang wawancara untuk membantu pelamar membangun diri sendiri sebagai kandidat bintang.

“Dalam proses negosiasi, kamu dapat menggunakan kata-kata literalnya untuk membenarkan mengapa Anda berhak mendapatkan lebih banyak uang,” kata Howell.

Ketika sudah mencapai akhir percakapan, pelamar bisa melakukan penawaran secara lisan. Saat inilah pelamar memikirkan bagaimana caranya memenuhi ekspektasi kandidat dengan bayaran tinggi, kemudian balas tawaran tersebut dengan gaji yang pelamar inginkan di kisaran harga teratas.

“Kuncinya adalah mendorong potensi kerja kamu untuk diukur secara tepat mengapa kamu berhak menerima sejumlah uang tersebut dan kemudian kamu bisa membuat cerita di sekitar itu,” jelas Howell.

Selain itu, “Minta mereka untuk segera bisa menjawabnya,” tambah Howell.

Lalu bagaimana jika dalam sebuah lamaran, pelamar tidak mengetahui kisaran gaji? Pelamar bisa bertanya langsung ke perekrut mengenai kisaran gaji tersebut. “Mengingat undang-undang transparansi gaji yang baru, banyak perusahaan berbagi kisaran gaji dengan kandidat. Bisakah anda memberi tahu kisaran gaji ini?” Howell memberi contoh.

Howell menjelaskan, strategi yang dilakukan ini berhasil berkali-kali. Salah satu klien yang bekerja di bidang pemasaran menggunakan hal tersebut untuk menegosiasikan kenaikan gaji sebesar 20% pada penawaran awal, naik sekitar USD15 ribu hingga USD20 ribu setara dengan Rp232 juta hingga Rp309 juta.

“Tentu saja selain menampilkan dirinya dengan baik selama wawancara, dia adalah kandidat terbaik,” kata Howell.

Meskipun demikian, beberapa pekerjaan mungkin hanya mencantumkan kisaran gaji yang tinggi saja. Dalam hal tersebut, pelamar dapat menanyakan apa yang menempatkan kandidat bisa berada di posisi teratas.

Misalnya, seorang perekrut mengatakan bahwa posis teratas hanya diperuntukkan bagi seseorang dengan pengalaman puluhan tahun, atau tingkat senior yang belum dimiliki pelamar.

Jika hal itu terjadi, pelamar bisa menanyakan tingkat gaji rata-rata yang diharapkan, dan apa yang membantu kandidat memenuhi syarat lebih menonjol daripada itu.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya