JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memastikan ada 3,5 juta ton beras yang akan diserap swasta saat panen raya pada Maret 2024. Hal ini seiring keterbatasan pasokan dan mahalnya harga beras swasta di pasar ritel modern.
Ketua Aprindo, Roy Nicholas Mandey mengatakan, masa panen raya terjadi pada Minggu ketiga atau keempat Maret tahun ini. Nantinya, hasil panen para petani akan diserap oleh swasta.
Menurutnya, padi yang sudah diolah atau diproduksi menjadi beras akan disalurkan ke pasar ritel. Proses distribusi diperkirakan terjadi pada awal April.
“Kita akan panen di Maret, di minggu ketiga atau empat Maret (2024), ada 3,5 juta ton yang berproses di penggilingan, dikemas baru sampai ke ritel di awal April,” ujar Roy saat Market Review IDX Channel, Jumat (16/2/2024).
Aprindo menyebut harga beras premium yang diproduksi perusahaan swasta masih sangat tinggi di pasar ritel saat ini. Hal itu disebabkan oleh pasokan beras yang terbatas.
Roy mengatakan, kenaikan harga beras premium milik swasta di pasar ritel secara ‘gila-gilaan’ juga dilatari oleh tidak berlakunya Harga Eceran Tertinggi (HET). Artinya, beras yang dijual oleh swasta tidak terikat pada aturan pemerintah, yakni HET.
Dia menyebut, penurunan harga beras premium menuju harga normal akan terjadi pada awal April 2024. Hal ini setelah adanya panen raya.
“Dan itu baru normal lagi semua harga beras premium milik swasta atau diproduksi oleh swasta,” paparnya.
Berbeda dengan harga beras milik swasta, Roy memastikan harga beras premium milik Perum Bulog justru lebih murah di ritel modern, lantaran terikat dengan Harga Eceran Tertinggi yang diatur negara.
(Taufik Fajar)