MALANG - Belanja tak terduga (BTT) Rp9 miliar dianggarkan dari APBD Kota Malang tahun 2024 untuk pengendalian inflasi. Salah satu bentuknya yakni dengan melaksanakan pasar murah untuk menekan harga - harga sembako pangan, yang saat ini tengah naik.
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan, bila BTT sebanyak Rp 9 miliar itu bisa dialokasikan untuk kedaruratan bencana atau kepentingan masyarakat lainnya, seperti menekan inflasi dengan kegiatan seperti pasar murah.
Selain pelaksanaan pasar murah, BTT dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Malang 2024 ini juga digunakan untuk memangkas rantai distribusi sembako agar harganya lebih murah di tingkat pedagang.
"Saya membuat pasar murah dulu, dengan pemberian intervensi, terkait transport kita akan lihat dulu, apabila ini masih belum cukup untuk menekan inflasi baru kita akan cairkan BTT," ucap Wahyu Hidayat, usai pelaksanaan pasar murah hari kedua di Malang pada Rabu (21/2/2024).
Menurutnya, Intervensi pemerintah terhadap transport sembako ini maksudnya agar biaya transportasi yang dibebankan ke pasar disubsidi pemerintah, sehingga harganya bisa ditekan sama seperti ketika di Bulog. Makanya kebutuhan beras masih menjadi perhatian utama di tahun 2024 ini kata Wahyu.
"(BTT dicairkan) semuanya beras, tapi kita coba dengan subsidi nanti, dari Bulog untuk transport yang menuju ke kelurahan-kelurahan kita support, biaya transportnya, Jadi harganya akan tetap sama, karena kalau sudah dari Bulog ke tempat lokasi itu kan ada biaya Jadi harga beras naik," terangnya.
Diharapkan dengan pemberian subsidi atau Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menanggung dari sisi transportasi, harga sembako bisa ditekan. Sebab biaya transportasi yang dibebankan ke pasar atau pedagang, ditanggung oleh Pemkot Malang.
"Nah ini akan kita support, supaya harganya tetap sama seperti di Bulog. Jadi salah satunya, jadi nanti mereka yang akan membeli salah satunya dengan pasar murah ini bisa sesuai dengan kemampuannya dia dengan harga yang stabil, tidak dengan harga yang naik," paparnya
Wahyu menambahkan, berkaca pada tahun 2024 lalu dana BTT sebesar Rp 2 miliar digunakan untuk pembentukan warung tekan inflasi Mbois Ilakes, tapi ketika harga-hargai mulai stabil intervensi pemerintah sementara ditiadakan. Tapi melihat gejolak harga menjelang Ramadan tahun 2024, Wahyu tak menampik kemungkinan BTT itu digunakan untuk pengendalian harga sembako di Kota Malang.
"Jadi tergantung situasi kondisi pada saat ini, kalau dirasa belum darurat, saya rasa dengan apa yang sudah kita lakukan saat ini masih baik, karena tadi inflasi kita juga malah deflasi, kita masih terkontrol. Beberapa komoditi yang naik itu kita intervensi, supaya nggak naik," jelas dia.
Sebagai informasi, tahun 2024 Pemkot Malang mengalokasikan anggaran Rp 2 miliar itu berasal belanja tak terduga (BTT) yang memang sudah tersedia sesuai porsinya di APBD Kota Malang. Dimana ada tiga titik warung penekan inflasi di Pasar Dinoyo, Pasar Besar, dan Pasar Blimbing, berupa penyediaan kebutuhan pokok. Kebijakan ini untuk menurunkan harga komoditas pangan yang mengalami kenaikan signifikan pada Desember 2023.
(Taufik Fajar)