JAKARTA - Kenaikan harga beras membuat masyarakat dan pedagang berteriak. Pasalnya ada ketidakmampuan untuk membeli bahan pokok tersebut.
Pedagang beras di Pasar Cijantung, Jakarta Timur, Rini (43) menyampaikan harga beras saat ini terparah selama berdagang. Rini mengaku sudah berjualan beras sejak tahun 2001, sehingga sudah berjalan sekitar 20 tahun lebih.
"Harga beras saat ini terparah sepanjang saya berjualan beras sejak 2001, sudah lama," kata Rini kepada MPI di Pasar Cijantung, Kamis (22/2/2024).
Rini menjelaskan kondisi mahalnya harga beras tersebut dibarengi dengan langkanya ketersediaan di pasar. Ia pun mengeluhkan tingkat penjualan yang menurun, malah tidak mengubah situasi ketersediaan beras yang justru malah semakin sulit.
"Harga berasnya mahal dan langka, sementara pasarnya sepi. Tetapi kenapa ketersediaannya sedikit," ujar Rini.
Rini mengungkapkan, harga normal termurah beras sebelumnya yakni Rp9000 per liter. Namun saat ini, ia melanjutkan harga beras dengan kualitas paling rendah yakni Rp12.500 per liter.
"Harga Rp12.500 itu untuk beras yang kelas terendah, kualitasnya agak pera'," katanya.
Rini mengaku, stok beras saat ini yang tersedia hanya berupa beras Bulog. Dia mengatakan, untuk menyediakan stok beras produksi lokal memiliki harga jual yang terlalu tinggi.
"Itu pun untuk kuota beras Bulog juga agak-agak susah juga. Apalagi kualitas Thailand, sedikit pera' berasnya. Lebih bagus kualitas Pakistan," tutur Rini.
Oleh sebab itu, Rini mengatakan dirinya berharap harga beras dan ketersediaannya, kembali berjalan normal.
"Harapannya untuk ke depannya, kenaikan dan kelangkaan beras ini semoga cepat teratasi. Semoga segera panen raya, karena kalau sudah panen raya itu berasnya bagus dan pilihannya banyak," ungkap Rini.
Dia menjelaskan jika mengacu pada kebiasaan musim, seharusnya menjelang bulan Maret, terdapat panen raya.
"Untuk musim sih, katanya sih Panen Raya itu bulan Maret. Tetapi katanya sih banyak yang gagal panen sehingga mundur jadinya stok terbatas namun permintaannya banyak. Makanya harganya tinggi, jadinya pada tidak berani," jelas Rini.