JAKARTA - Program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming ditargetkan masuk ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Akan tetapi, program yang menyasar 80 juta penerima ini menuai kontroversi dan kritik dari berbagai sisi kebijakan.
Pengamat pertanian mengatakan besar kemungkinan program ini akan bergantung pada impor bahan pangan lantaran kapasitas produksi Indonesia yang belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Padahal, Prabowo-Gibran mengeklaim bahan pangannya "akan dipasok dari petani lokal".
"Program ini harus diimbangi dengan peningkatan produksi pangan, kalau tidak, saya yakin akan bergantung pada impor. Dengan kondisi sekarang saja, kita tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan," kata Koordinator Koalisi Rakyat Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah dikutip BBC Indonesia, Rabu (28/2/2024).
Anggarannya yang jumbo ditaksir mencapai Rp450 triliun-- juga dikritik oleh ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) lantaran berisiko membebani keuangan negara.