BOJONEGORO - Mentan Andi Amran Sulaiman meminta gerakan pompanisasi di Kabupaten Bojonegoro dilakukan secara maksimal. Untuk itu, Kepala Dinas dan juga pihak terkait di sana segera melakukan pengecekan terhadap sungai-sungai besar yang tidak pernah surut saat musim kering. Usai dicek, pemasangan pompa harus segera dimasifkan.
"Luas lahan kering di sini kan 40 persen. Nah, 40 persen di sini berapa yang nempel ke Bengawan Solo atau Sungai Berantas harus dilakukan pengecekan dan pasang pompa secara maksimal," ujar Mentan Amran saat meninjau gerakan tanam padi di Desa Tulungagung, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Senin (18/3/2024).
Selanjutnya, lanjutnya, air dari sungai-sungai tersebut dialirkan pada lahan-lahan sawah dengan indeks pertanamannya satu atau maksimal dua kali dalam setahun, sehingga ke depan bisa dinaikkan menjadi tiga sampai empat kali setahun.
"Yang harus dicari adalah sungai yang tidak pernah kering. Ini boleh. Jadi yang tanam satu kali cari dan yang tanam dua kali cari, sehingga bisa tanam tiga sampai empat kali," katanya.
Mentan Amran mengatakan, pompanisasi menjadi solusi cepat mengingat saat ini tidak semua daerah diguyur hujan. Artinya, masih ada daerah-daerah kering akibat dilanda El Nino Gorila alias musim kering ekstrem yang berujung pada darurat pangan.
Untuk mendukung upaya tersebut, imbuhnya, semua pihak harus terlibat, baik dari TNI, Polri, Kejaksaan, petani maupun dukungan langsung dari Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura (BPWS) yang memiliki peta wilayah sungai berair dan sawah kering.
"Yang pasti kita harus efisien dan efektif. Bahkan, dari BPWS, sudah sepakat ya 200 pompa digunakan dan keluar. Nah, Bapak Ibu sekalian, ini dicek baik-baik berapa pompa dibutuhkan untuk menaikkan indeks tanam," katanya.
Kegiatan pompanisasi. (Foto: dok Kementan)