JAKARTA - Dilema pekerja ketika mendapat gaji tinggi tapi kerjaan penuh dengan tantangan dan tanpa kenal waktu. Bahkan sampai mengorbankan kehidupan pribadi.
Seperti dialami Lewis seorang konsultan di Berlin. Dia menedapa ratusan ribu euro. Tapi tempat kerjanya yang penuh dengan tekanan.
Kendati demikian, Lewis percaya bahwa stres yang dialaminya sepadan dengan upaya untuk mendapatkan gaji pokok sebesar €150,000 (atau saat ini senilai Rp2,5 miliar) di salah satu perusahaan paling bergengsi di dunia.
"Anda dibayar mahal, jadi Anda harus melakukannya," katanya, dikutip dari BBC Indonesia, Senin (18/3/2024).
Sebenarnya sudah sejak lama, banyak perusahaan memikat karyawan dengan iming-iming kekayaan seperti ini. Di mana imbalan gaji yang diberikan tinggi.
Kondisi seperti Lewis ini diibaratkan seperti memakai borgol emas, situasi di mana pekerja terjebak dalam pekerjaan dan karier yang sebenarnya mereka benci tapi mendapat imbalan gaji besar dan fasilitas mewah.
Meskipun ada keluhan mengenai pekan-pekan yang menyiksa, tugas-tugas yang membosankan, dan budaya yang tidak sehat, perusahaan-perusahaan menawarkan banyak uang kepada para pekerja yang sering kali membangun kehidupan mereka dari gaji yang besar.
Meskipun beberapa orang dapat melepaskan diri dari borgol emas demi mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan sehat. Ada pula yang merasa bahwa hal tersebut mustahil untuk dilakukan dan harus menanggung konsekuensinya.
“Borgol emas adalah praktik yang sudah lama dilakukan oleh perusahaan.
Selama organisasi-organisasi masih ada, sudah banyak perusahaan yang membayar gaji tinggi untuk mempertahankan pekerja terbaiknya," ujar Profesor Tepper School of Business Universitas Carnegie Mellon, Rubab Jafry O'Connor,.
(Feby Novalius)