4 Dampak Serius Serangan Iran ke Israel terhadap Ekonomi RI, Rupiah Bisa Tembus Rp17.000!

Anggie Ariesta, Jurnalis
Senin 15 April 2024 08:39 WIB
Serangan Iran ke Israel picu pelemahan rupiah (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Dampak mengerikan serangan Iran ke Israel terhadap ekonomi Indonesia. Serangan Iran ke Israel diproyeksi bisa menekan nilai tukar Rupiah ke level Rp17.000 per USD.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa serangan Iran ke Israel punya empat dampak yang serius ke ekonomi Indonesia.

Dampak tersebut menurut Bhima diantaranya adalah lonjakan harga minyak mentah hingga rupiah bisa melemah ke Rp17.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Pertama, memicu lonjakan harga minyak mentah ke 85,6 usd per barrel atau meningkat 4,4% year on year," kata Bhima saat dikonfirmasi MNC Portal, Senin (15/4/2024).

Menurut Bhima, sebagai negara penghasil minyak ke 7 terbesar di dunia, produksi dan distribusi minyak Iran bisa terpengaruh.

"Harga minyak yang melonjak berimbas ke pelebaran subsidi energi hingga pelemahan kurs rupiah lebih dalam," ujar dia.

Selanjutnya yang kedua, keluarnya aliran investasi asing dari negara berkembang karena meningkatnya risiko geopolitik.

"Investor juga mencari aset yang aman baik emas dan dollar AS sehingga rupiah bisa saja melemah hingga 17.000 per dollar," ungkap Bhima.

Kemudian yang ketiga, kinerja ekspor Indonesia ke timur tengah, afrika dan eropa akan terganggu menyebabkan pertumbuhan ekonomi akan melambat di kisaran 4,6-4,8% tahun ini.

Terakhir yang keempat, konflik tersebut dapat menimbulkan dorongan inflasi karena naiknya harga energi sehingga tekanan daya beli masyarakat bisa semakin besar.

"Rantai pasok global yang terganggu perang membuat produsen harus cari bahan baku dari tempat lain, tentu biaya produksi yang naik akan diteruskan ke konsumen," pungkas Bhima.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya