Angka yang lumayan besar. Jauh di atas asumsi makro APBN tahun 2024 kita yang hanya sebesar USD82 per barel.
"Padahal Menteri ESDM baru saja menetapkan ICP bulan maret 2024 sebesar USD83,8 per barel (2 April 2024)," jelas Mulyanto.
Mulyanto minta agar langkah antisipatif Pemerintah tersebut tidak mengambil opsi kebijakan yang merugikan rakyat kecil seperti kenaikan harga bbm atau gas LPG bersubsidi.
"Langkah antisipasinya jangan malah mengorbankan rakyat dan neningkatkan inflasi," tegas Mulyanto.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)