Unilever Indonesia Lebih Khawatir Rupiah Anjlok Dibanding Geopolitik Memanas

Dinar Fitra Maghiszha, Jurnalis
Rabu 24 April 2024 20:08 WIB
Rupiah Tertekan Dolar AS. (Foto: Okezone.com/Freepik)
Share :

JAKARTA - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menyoroti ketegangan geopolitik yang memanas. Perseroan mengaku masih optimis atas disrupsi global, yang disebut tidak berdampak langsung terhadap perusahaan.

Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Benjie Yap menyebut, 90% produksi perseroan terjadi di dalam negeri, sehingga kontrak material bahan baku dapat diamankan.

“90% yang kami hasilkan itu diproduksi di sini (Indonesia). Jadi ketika kami mendorong pertumbuhan, kami juga meningkatkan perekonomian dan lapangan kerja,” kata Benjie dalam Konferensi Pers, Rabu (24/4/2024).

Integrasi bisnis dengan masyarakat lokal menjadi fokus raksasa fast-moving consumer goods (FMCG) tersebut, sembari mengantisipasi dampak dari depresiasi nilai tukar rupiah.

Benjie mengkhawatirkan pelemahan Rupiah yang inline dengan penguatan dolar- dapat meningkatkan ongkos logistik, sehingga ditakutkan membebani operasional perusahaan.

Mengantisipasi hal itu, Direktur UNVR Vivek Agarwal menyebut perseroan telah mengamankan kontrak jangka panjang dari sejumlah pemasok bahan baku.

“Jadi kami tidak mengharapkan disrupsi yang signifikan, yang berdampak kepada kemampuan kami memproduksi produk-produk kami,” paparnya.

Diakui memang perseroan masih menjalangkan sejumlah impor bahan baku. Vivek menyebut hal ini dapat di-cover dengan profitabilitas dari kegiatan ekspor, sehingga impas atas selisih yang dikeluarkan.

“Jadi apapun yang kami beli dalam USD, tetap bisa kami cover melalui kegiatan ekspor kami,” tegasnya.

Hingga akhir Maret 2024, UNVR mencatatkan penjualan Rp10,07 triliun, melandai tipis dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp10,60 triliun. Pasar domestik berkontribusi sebesar Rp9,7 triliun, sementara ekspor mencapai Rp286,45 miliar.

Tiga kegiatan ekspor terbesar datang dari Unilever Asia Private Limited, Unilever Philipines Inc, dan Unilever Thai Trading II Limited, masing-masing di atas Rp35,80 miliar.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya