Coldspace melihat tiga pain point utama dalam meluncurkan hybrid cold fulfillmentnya, yaitu kurangnya layanan penyimpanan dingin di Indonesia, perkembangan omnichannel yang semakin kompleks, serta tantangan dalam waktu pengiriman.
David juga membeberkan alasan utama coldspace mendirikan hybrid cold fulfillment mereka di Srengseng. Menurutnya, tempat ini merupakan yang sangat strategis sehingga dapat menjangkau berbagai wilayah di area jabodetabek.
“Berdasarkan data internal yang kita lakukan, Srengseng merupakan lokasi yang sangat strategis untuk melakukan penyimpanan dan distribusi. Wilayah ini berada ditengah dan beririsan dengan banyak area seperti Tangerang, Cengkareng, Depok, bahkan sampai ke Taman Mini,” ujar David.
Hybrid cold fulfillment yang berada di srengseng ini memiliki berbagai fasilitas yang dapat menunjang kebutuhan baik pelanggan B2B maupun B2C. Fasilitasnya tersebut adalah 370 unit pilihan glassdoor, 12 ruangan dengan suhu yang terkontrol, 200 palet dingin, serta 350 palet kering.
Terakhir, Arnold mengungkapkan rencana bisnis coldspace untuk kedepannya. Mereka berencana untuk melakukan ekspansi ke berbagai kota di Indonesia. Sebagai salah satu bentuk konkritnya, coldspace akan meluncurkan cold storage di Bali dalam waktu dekat.
“Tentunya kita akan berencana untuk ekspansi. Bahkan minggu depan grand opening di Bali, itu merupakan salah satu bentuk kita untuk ekspansi,” kata Arnold
(Taufik Fajar)