6 Fakta Sepatu Bata Tutup Pabrik hingga Kondisi Industri di RI

Kristalensi Bunga Nauli Sihite, Jurnalis
Minggu 12 Mei 2024 06:03 WIB
Pabrik sepatu bata tutup (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA – PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menjadi sorotan beberapa hari belakangan ini terkait kondisi perusahaan. Direktur dan Sekretaris PT Sepatu Bata Tbk, Hatta Tutuko telah menyampaikan beberapa hal mengenai perusahaan Bata yang dikabarkan telah menutup pabrik utamanya di Purwakarta, Jawa Tengah.

Sepatu legendaris di Indonesia ini sempat mengalami beberapa kondisi yang mengancam stabilitas perusahaannya, baik dari proses pemproduksian hingga pemasarannya.

Berikut 6 fakta terkait sepatu Bata dan kondisi industri sepatunya di Indonesia yang telah dirangkum Okezone, Minggu (12/5/2024):

1. Perusahaan Sepatu Asal Republik Ceko

Siapa sangka, sepatu Bata sudah eksis terlebih dahulu di luar negeri sebelum masuk ke Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh tiga bersaudara yaitu Tomas, Anna dan Antonin Bata.

Pabrik pertama di Indonesia didirikan pada 24 Agustus 1894 oleh Tomas Bata yang berlokasi di tengah perkebunan karet area Kalibata. Namun tahap produksi sepatunya dimulai pada tahun 1940.

2. Salah Satu Pabrik Terbesar di Indonesia

Sepatu Bata termasuk ke dalam salah satu daftar pabrik terbesar yang ada di Indonesia. Hal tersebut dinilai berdasarkan spesialisasi produknya dapat digunakan di berbagai kalangan sejak dahulu kala hingga sekarang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

3. Memiliki 4 Unit Bisnis Internasional

Tiga bersaudara pendiri Bata telah mengoperasikan sekitar 4 unit bisnis Internasional, yaitu Bata Amerika Latin, Bata Amerika Utara, Bata Eropa dan Bata Asia Pasifik-Afrika.

Produk Bata telah menjelajahi lebih dari 50 negara di seluruh dunia dan berhasil menjual miliaran sepasang sepatu sejak pertama kali perusahaan ini berdiri.

4. Pabrik Utama di Indonesia Resmi Ditutup

Penutupan pabrik sepatu Bata di Indonesia terjadi pada tanggal 30 April 2024. Penutupan pabrik tersebut dilakukan karena PT Sepatu Bata Tbk tidak kunjung pulih walau telah berupaya selama empat tahun terakhir melawan kerugian dan tantangan perusahaan industri lainnya.

Selain itu adanya perubahan perilaku konsumen dan era pandemi memberikan dampak yang cukup besar bagi perusahaan sepatu legendaris ini.

5. Rugi hingga Miliaran

Pada periode Januari hingga September 2023, Bata mengalami kerugian sebesar Rp80,65 miliar, 294,76% lebih besar apabila dibandingkan dengan kerugian di periode 2022.

Penjualan bersih juga tercatat kian menurun yang sebelumnya tercatat Rp490,57 miliar di periode 2022 kini menyentuh angka Rp488,47 miliar pada periode 2023.

6. Transformasi Inovasi dan Bisnis Baru

Hatta Tutuko menyampaikan kondisi terkini perusahaan Bata. Saat ini, Bata sedang merencanakan untuk menghadirkan bisnis baru yang merupakan bentuk kerjasama dengan mitra dan produsen lokal.

Upaya ini merupakan bentuk inovasi dan adaptasi terbaru mereka untuk turut hadir dalam persaingan industri alas kaki di Indonesia dan berkembang menuju perubahan.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya