JAKARTA - PT MRT Jakarta mengungkapkan penjualan hak penamaan stasiun atau naming rights berkontribusi 30% terhadap pendapatan tahunan perusahaan.
Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud menjelaskan, hak penamaan stasiun memang memiliki harga yang tidak murah, karena memang bertujuan untuk melakukan branding produk maupun sebuah perusahaan, lewat penyebutan setiap kereta berhenti di stasiun tersebut.
"Kalau dibilang signifikan (kontribusi pendapatan MRT), iya cukup signifikan karena memang setiap stasiun nilainya cukup tinggi, kita tentu tidak bisa nilai secara komersial disini, mungkin 30% pendapatan MRT bisa dari situ saja," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor MRT Jakarta, Kamis (16/5/2024).
Jika mengutip laman resmi MRT terkait kilas kinerja keuangan pada tahun 2022, total pendapatan PT MRT Jakarta sebesar Rp1,46 triliun. Terdiri dari pendapatan tiket sebesar Rp155,6 miliar, pendapatan subsidi Rp809,2 miliar, dan dari pendapatan non tiket Rp503,1 miliar.
"Kontribusi naming rights cukup signifikan, karena memang 1 kalau dibilang setiap stasiun kenapa nilainya tinggi karena setiap stasiun ketika kereta berhenti kan kerap disebut untuk branding," sambungnya.
Ke depan, Farchad Mahfud potensi pendapatan dari naming rights masih terbuka cukup besar. Mengingat masih ada beberapa stasiun yang siap untuk dijual hak penamaannya kepada pelaku usaha untuk melakukan branding.
Bahkan, dikatakan Farchad Mahfud, pada tahun ini MRT berinovasi untuk melakukan pengembangan untuk naming rights. Tidak hanya sekedar penyebutan nama brand, PT MRT perbolehkan pemilik hak penamaan stasiun untuk mengisi dengan lagu lagu promosi atau jingle yang disetel di stasiun.
"Tahun ini kita justru membuka kesempatan untuk invonasi seperti jingle juga diperbolehkan, dan tidak hanya nama perusahaan nama brand juga dimungkinkan," lanjutnya.
Farchad Mahfud menambahkan pihaknya akan kembali menawarkan hak-hak penamaan untuk stasiun-stasiun MRT di Fase 1. Misal seperti Stasiun Benhil, Cipete Raya, hingga penjualan hak penamaan untuk Stasiun Bundaran HI yang ditaksir memiliki harga paling mahal.
"Selain itu ada beberapa stasiun yang mengarah ke fase 2 itu sekarang juga sudah kita open, jadi kita tidak menutup pembicaraan untuk yang fase 2 juga, dan kita harapkan ini juga menjadi sumber growth kedepan," pungkasnya.
(Feby Novalius)