Diketahui Suku Togutil mendiami hutan pedalaman Halmahera, Maluku Utara, dengan gaya hidup nomaden yang masih sangat tradisional. Mereka tidak menerima sebutan 'Togutil' karena dianggap bermakna negatif, yaitu primitif atau terbelakang.
Secara spiritual, suku Togutil percaya pada kekuatan tertinggi yang mereka sebut Jou Ma Dutu, yang mendorong mereka untuk menjaga alam dengan baik.
Bagi Suku Togutil hutan adalah rumah dan pohon-pohon di dalamnya dianggap sebagai sumber kelahiran generasi baru. Di beberapa daerah seperti Baborino, Kecamatan Maba, Halmahera Timur, menanam pohon saat kelahiran bayi adalah tradisi yang penting.
Hasil alam menjadi salah satu yang diandalkan suku ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti meramu sagu, berburu babi dan rusa, menangkap ikan di sungai, serta berkebun.
Suku ini juga dikenal sangat tertutup, memiliki tingkat kewaspadaan tinggi dan cenderung curiga terhadap orang asing, sering menganggap mereka sebagai ancaman. Jika merasa terancam, mereka tidak segan melakukan serangan yang dapat berakibat fatal dan menelan korban jiwa.
Namun, dengan berjalannya waktu, suku Togutil mulai beradaptasi dengan perkembangan zaman. Beberapa anggota suku kini telah meninggalkan hutan dan mulai menetap di luar wilayah tradisional mereka.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)