6 Fakta Luhut Siap Tutup Usaha Tambang, Investor China Tolong Diperhatikan!

Faradilla Indah Siti Aysha, Jurnalis
Senin 24 Juni 2024 08:02 WIB
Luhut tak segan cabut izin pertambangan yang langgar aturan (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA — Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tidak segan-segan menutup usaha pertambangan yang melanggar aturan. Apalagi yang menimbulkan permasalahan lingkungan.

Menurut penilaian Luhut, Indonesia sudah menjadi destinasi pusat investasi bagi para pengusaha China. Hal tersebut merupakan kabar baik dari segi perekonomian.

Namun sayangnya, aktivitas para investor China tersebut berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Luhut kemudian memberikan peringatan agar mereka senantiasa patuh terhadap aturan mengenai lingkungan hidup yang berlaku di Indonesia.

“Saya kemarin bilang kepada mereka harus ‘comply’ (patuh) terhadap (aturan) lingkungan. Itu tidak boleh kompromi,” ujarnya dikutip dari Antara, (17/6/2024).

"(Saya sampaikan) 'Kalau kau melanggar lingkungan, kami tutup', (Mereka jawab) 'Jangan terlalu galak begitu lah', hanya saya katakan kali ini tidak bisa, kita tentu kasih peringatan ya, saya beri tahu itu," tambah Luhut.

Berikut 6 fakta Luhut siap tutup Usaha Tambang, Investor China Tolong Diperhatikan dikutip Senin (24/6/2024):

1. Pertemuan Menteri Luar Negeri

Luhut telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Kepala National Development and Reform Commision (NDRC) China Zheng Shanjie, para pengusaha asal Tiongkok dan pejabat dari Tsinghua University.

Selain itu juga melakukan kunjungan ke beberapa kota dan daerah di China, seperti Shanghai, Beijing dan Jilin.

2. China Sepakat Bangun Pabrik

Dalam kunjungannya, Luhut menyebutkan bahwa satu perusahaan garmen asal negeri itu sepakat untuk mendirikan pabrik di Sukoharjo dan Subang.

"Pekerja di satu pabrik bisa 10 ribu orang, tapi yang paling penting adalah karena dia membangun rumah untuk karyawannya, 'employee house', bayangkan 10 ribu orang dibangun rumah semua, itu kan bisa jadi model (bagi investor) yang lain," ungkap Luhut.

3. Nilai Investasi China di Indonesia

Nilai investasi China di Indonesia berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada periode 2019 - kuartal I-2024 mencapai USD30,2 miliar dengan 21.022 ribu proyek.

Sedangkan pada 2023 saja total investasinya adalah USD7,3 miliar (sekitar Rp120 triliun). Dengan nilai tersebut, China menempati urutan kedua terbesar investasi di Indonesia setelah Singapura.

4. Sektor Utama Investasi China

Berdasarkan catatan BKPM, lima sektor utama investasi China di Indonesia sejak 2019 adalah pertama, industri pengolahan logam dasar senilai USD12,8 miliar atau 41% dari seluruh sektor investasi China.

Kedua, sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi senilai USD7,9 miliar (26% dari total investasi), ketiga, sektor listrik, gas dan air senilai USD2,5 miliar (8% dari total investasi).

Keempat, industri kimia dan farmasi senilai USD2,4 miliar (8%) dan kelima, sektor kawasan industri, perumahan dan perkantoran sebesar USD2 miliar (7%).

5. Luhut Tutup Usaha yang Melanggar Aturan

Pada saat kunjungan Perburuhan Internasional (ILO) ke kantornya, Luhut menegaskan bahwa dirinya tidak akan segan-segan menutup usaha yang melanggar aturan pemerintah.

“Saya bilang, kamu (ILO) pergi deh ke Morowali. Kamu kritik. Apa yang kamu kritik, nanti biar alasan saya tambah kuat untuk menutup tambang yang tidak taat terhadap aturan pemerintah soal climate, soal lingkungan ini,” ujar Luhut, dikutip dari Antara, Jumat (21/6/2024)

6. Dampak Industri di Sulawesi Tengah

Dikutip dari laman Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Tengah (Sulteng), pemerintah baik pusat maupun daerah didesak untuk menindak tegas aktivitas pertambangan di Morowali, Sulawesi Tengah.

Walhi menilai aktivitas kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap masyarakat, contohnya mendatangkan banjir setiap tahun.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya