Dia menuturkan kondisi geopolitik perang Rusia-Ukraina serta Israel-Palestina membuat terjadinya gangguan supply chain dan penurunan ekspor. Hal ini dikarenakan terjadi pergeseran prioritas oleh masyarakat di Eropa maupun AS.
“Dan lesunya industri tekstil terjadi karena over supply tekstil di China. Hal ini membuat terjadinya dumping harga yang mana produk-produk ini menyebar terutama negara-negara di luar Eropa dan China yang longgar aturan impornya dan salah satunya Indonesia,” tambah dia.
Dia menambahkan situasi geopolitik dan gempuran produk China masih berlangsung, hingga penjualan belum pulih.
"Maka itu meski perusahaan tetap beroperasi dengan menjaga keberlangsungan usaha serta operasional dengan menggunakan kas internal maupun dukungan sponsor," pungkasnya,
(Taufik Fajar)