Dari bahan paparan masing-masing Direktur Utama BUMN Karya, di mana PMN 2025 HK untuk memenuhi sebagian porsi ekuitas pada Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Dari nilai yang diajukan, Rp7,620 triliun digunakan untuk pembangunan ruas Tol Jambi - Rengat.
Lalu, Rengat-Junction Pekanbaru senilai Rp5,848 triliun, dan perencanaan teknis JTTS tahap III sebesar Rp400 miliar.
Sementara itu, Adhi Karya bakal menggunakan PMN untuk pembangunan ruas Tol Solo - Yogyakarta - Kulonprogo dan Tol Yogyakarta - Bawen. Dua ruas Jalan Tol Trans Jawa itu masing-masing dianggarkan sebesar Rp1,9 triliun dan Rp173 miliar.
PMN Untuk WIKA akan dialokasikan untuk menyelesaikan delapan proyek strategis, baik proyek baru maupun yang masih berjalan.
Proyek tersebut antara lain pembangunan Tol Serang-Panimbang Seksi 2 senilai Rp5,5 triliun dengan alokasi PMN Rp600 miliar, Jalan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) kawasan pertahanan dan keamanan Rp1,35 triliun dengan rencana alokasi PMN Rp100 miliar.
Kemudian, pembangunan jaringan interkoneksi instalasi pengolahan air Sepaku di Ibu Kota Nusantara (IKN), jalan Tol Semarang-Demak 1B, proyek Terminal II Bandara Hang Nadim di Batam.
PMN juga digunakan bagi pembangunan LPG Refrigerated Tuban Fase II di Jawa Timur, revitalisasi Dermaga Gospier di Integrated Terminal Surabaya, dan pembangunan Jetty I Baru di Integrated Terminal Manggis di Bali.
Sedangkan, PTPP akan memakai PMN Rp1,56 triliun untuk pembangunan Kawasan Industri Grand Rebana Tahap I dan Tol Yogyakarta-Bawen.
Untuk Perum Perumnas PMN Rp1 triliun dimanfaatkan bagi penyediaan hunian, terutama kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Karena itu, perusahaan bakal membangun perumahan di kawasan yang mengalami kekurangan hunian atau backlog, mengembangkan perumahan yang terintegrasi dengan transportasi umum. Anggaran yang sama juga digunakan sebagai modal kerja untuk menyelesaikan unit hunian yang sudah ada saat ini.
(Dani Jumadil Akhir)