JAKARTA - Daftar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun anggaran 2025 bernilai puluhan triliun rupiah.
Pengajuan suntikan dana segar ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin 8 Juli 2024.
BUMN karya yang meminta pemberian PMN bernilai jumbo pada tahun depan di antaranya:
1. PT Hutama Karya (Persero) senilai Rp13,86 triliun
2. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) Rp2,96 triliun
3. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) Rp2 triliun
4. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) Rp1,56 triliun
5. Perum Perumnas Rp1 triliun
Dengan demikian total pengajuan PMN untuk BUMN karya mencapai Rp21,38 triliun.
Usulan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu bakal dialokasikan untuk pengerjaan beberapa proyek strategi nasional (PSN) di sektor infrastruktur, termasuk menambah ekuitas perusahaan.
BACA JUGA:
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung mengatakan, pengajuan PMN 2025 untuk BUMN karya merupakan tindak lanjut dari rapat kerja (raker) antara legislatif bersama Menteri BUMN Erick Thohir pada 7 Juni 2024 kemarin.
Permintaan PMN masih dalam tahap pendalaman dan akan dibahas kembali bersama Kementerian BUMN selaku pemegang saham perseroan, sebelum disepakati bersama pada pekan ini.
“Mengacu pada hasil rapat Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN tanggal 7 Juni 2024 terdapat usulan PMN tahun 2025,” ujar Martin Manurung dalam RDP.
Dari bahan paparan masing-masing Direktur Utama BUMN Karya, di mana PMN 2025 HK untuk memenuhi sebagian porsi ekuitas pada Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Dari nilai yang diajukan, Rp7,620 triliun digunakan untuk pembangunan ruas Tol Jambi - Rengat.
Lalu, Rengat-Junction Pekanbaru senilai Rp5,848 triliun, dan perencanaan teknis JTTS tahap III sebesar Rp400 miliar.
Sementara itu, Adhi Karya bakal menggunakan PMN untuk pembangunan ruas Tol Solo - Yogyakarta - Kulonprogo dan Tol Yogyakarta - Bawen. Dua ruas Jalan Tol Trans Jawa itu masing-masing dianggarkan sebesar Rp1,9 triliun dan Rp173 miliar.
PMN Untuk WIKA akan dialokasikan untuk menyelesaikan delapan proyek strategis, baik proyek baru maupun yang masih berjalan.
Proyek tersebut antara lain pembangunan Tol Serang-Panimbang Seksi 2 senilai Rp5,5 triliun dengan alokasi PMN Rp600 miliar, Jalan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) kawasan pertahanan dan keamanan Rp1,35 triliun dengan rencana alokasi PMN Rp100 miliar.
Kemudian, pembangunan jaringan interkoneksi instalasi pengolahan air Sepaku di Ibu Kota Nusantara (IKN), jalan Tol Semarang-Demak 1B, proyek Terminal II Bandara Hang Nadim di Batam.
PMN juga digunakan bagi pembangunan LPG Refrigerated Tuban Fase II di Jawa Timur, revitalisasi Dermaga Gospier di Integrated Terminal Surabaya, dan pembangunan Jetty I Baru di Integrated Terminal Manggis di Bali.
Sedangkan, PTPP akan memakai PMN Rp1,56 triliun untuk pembangunan Kawasan Industri Grand Rebana Tahap I dan Tol Yogyakarta-Bawen.
Untuk Perum Perumnas PMN Rp1 triliun dimanfaatkan bagi penyediaan hunian, terutama kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Karena itu, perusahaan bakal membangun perumahan di kawasan yang mengalami kekurangan hunian atau backlog, mengembangkan perumahan yang terintegrasi dengan transportasi umum. Anggaran yang sama juga digunakan sebagai modal kerja untuk menyelesaikan unit hunian yang sudah ada saat ini.
(Dani Jumadil Akhir)