JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor pada Juni 2024 sebesar USD18,45 miliar atau turun 4,89% dibandingkan Mei 2024.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia W Widyasanti menyatakan, impor migas senilai USD3,27 miliar atau naik 19,01% secara bulanan.
Sementara itu impor nonmigas senilai USD15,18 miliar atau mengalami penurunan 8,83 persen secara bulanan.
"Turunnya nilai impor secara bulanan ini disebabkan oleh penurunan nilai impor nonmigas dengan andil 7,85%," ujarnya dalam konferensi pers hari ini, Senin (15/7/2024).
Amalia menuturkan, secara tahunan nilai impor Juni 2024 meningkat 7,58 persen, dimana nilai impor migas dan nonmigas masing-masing naik 47,17 persen dan 1,69 persen.
"Kenaikan impor migas yang cukup tinggi didorong oleh peningkatan impor minyak mentah dan nilai impor hasil minyak," urainya.
Amalia merincikan, nilai impor Indonesia menurut penggunaannya dimana secara bulanan nilai impor barang konsumsi naik USD43 juta usd atau 2,48 persen. Kemudian bahan baku penolong turun sebesar USD482,3 juta atau sebesar 3,41 persen dan impor barang modal turun sebesar USD509,3 juta atau sebesar 14,51 persen.
"Bahan baku penolong ini sbenranya menyumbang 74,11 persen dari total impor di juni 2024," lanjut Amalia.
Adapun secara tahunan, nilai impor barang konsumsi dan bahan baku penolong mengalami peningkatan ssedangkan nilai impor barang modal mengalami penurunan.
"Barang konsumsi meningkat 12, 01 persen, bahan baku penolong meningkat 10,62 persen dan barang modal turun 6,34 persen," tutup Amalia.
(Taufik Fajar)