JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street melemah pada perdagangan Rabu waktu setempat. Tiga indeks utama berakhir melemah dengan S&P 500 dan Nasdaq berada pada posisi terendah dalam beberapa minggu terakhir.
S&P mengakhiri salah satu rekor terpanjang tanpa penurunan harian lebih dari 2%. Hal ini karena laba Alphabet dan Tesla lesu, sehingga merusak kepercayaan investor pada nama-nama perusahaan berkapitalisasi besar.
S&P 500 kehilangan 128,61 poin atau 2,31% menjadi 5.427,13 poin, sementara Nasdaq kehilangan 654,94 poin, atau 3,64% menjadi 17.342,41. Dow Jones Industrial Average turun 504,22 poin, atau 1,25% menjadi 39.853,87.
Saat saham Magnificent Seven melaporkan angka kuartalan, investor telah menunggu data baru untuk melihat apakah valuasi yang tinggi dapat dibenarkan.
Dengan ketujuh perusahaan ini memiliki pengaruh yang besar terhadap pasar, kinerja mereka pasti akan berdampak luas.
Reaksi investor terhadap angka-angka tersebut berkontribusi pada tolok ukur S&P 500, yang mencatat kinerja terburuk dalam satu hari sejak Desember 2022.
Penurunan 2,3% tersebut menandai pertama kalinya ditutup lebih dari 2 persen dalam 356 sesi, rekor terpanjang sejak 2007.
Nasdaq Composite juga terpukul, mencatat penurunan persentase satu hari terbesar sejak Oktober 2022 hingga berakhir pada titik terendah sejak 10 Juni.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average ditutup di bawah 40.000 poin untuk pertama kalinya dalam dua minggu.
Dave Grecsek, direktur pelaksana strategi investasi dan penelitian di Aspiriant, mencatat bahwa momentum kenaikan dua minggu pertama bulan Juli di pasar ekuitas kini telah menghilang selama seminggu terakhir.
"Ada sedikit aksi ambil untung, dan kemudian orang-orang sedikit khawatir tentang pengumuman laba yang akan datang," katanya, dilansir dari Reuters, Kamis (25/7/2024).
Tesla (TSLA.O) terbebani pada hari Rabu, merosot 12,3% dalam penurunan terburuk dalam satu hari sejak September 2020.
Hal ini terjadi setelah pembuat kendaraan listrik tersebut melaporkan margin laba terendah dalam lebih dari lima tahun dan gagal memenuhi estimasi laba kuartal kedua.