Novita memaparkan rasio NPL per Juni 2024 tercatat berada di level 2 persen, membaik jika dibandingkan Juni tahun lalu yang sebesar 2,5 persen.
Sementara itu, LaR yang mencakup NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi tercatat sebesar 12,3 persen, membaik dibandingkan Juni tahun lalu sebesar 16,1 persen.
Kendati indikator kualitas aset menunjukkan perbaikan yang kuat, Novita menuturkan BBNI mengimbangi dengan penyediaan pencadangan pada level yang cukup untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian di masa mendatang.
“Rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit atau credit cost hingga semester I 2024 sebesar 1%, menurun 40 bps dibandingkan credit cost yang dibentuk pada semester I tahun lalu sebesar 1,4%,” jelas Novita.
Sumber Pertumbuhan Kredit
Secara rinci, kredit segmen korporasi BBNI tumbuh 18,7 persen YoY menjadi Rp403,1 triliun yang berasal dari korporasi blue chip baik swasta maupun BUMN.
Segmen consumer tumbuh 15,1% YoY menjadi Rp132,7 triliun, yang dikontribusikan terutama dari pertumbuhan personal loan dan kredit pemilikan rumah (mortgage).
Direktur Retail Banking BNI Corina Leyla Karnalies menambahkan pertumbuhan sektor konsumer didorong oleh payroll loan dan kredit pemilikan rumah (mortgage), yang masing-masing tumbuh 17 persen YoY dan 12,6% YoY.
“Saat ini kami memiliki posisi yang cukup kuat di industri, dimana untuk produk-produk utama seperti KPR, personal loan, dan kartu kredit, BNI menjadi Top-3 dan Top-4 di industri. Kami memiliki aspirasi untuk semakin memperkuat posisi kami di segmen ini, serta menjadikan produk layanan consumer kami sebagai salah satu pilihan utama masyarakat,” kata Corina.
Salah satu kunci pertumbuhan bisnis juga datang dari optimalisasi bisnis dari ekosistem nasabah korporasi, serta memperdalam bisnis dari kemitraan dengan top developer di Indonesia.
Pencapaian ini antara lain terefleksi dari meningkatnya ticket size kredit KPR BNI atau rata-rata nilai KPR per debitur sebesar 1,5x dari Rp558 juta di tahun 2020 menjadi Rp782 juta di Juni 2024.
“Peningkatan ini mengindikasikan bergesernya segmen nasabah KPR BNI menjadi lebih tinggi dengan kapasitas kredit dan repayment capacity yang lebih baik.” paparnya.
(Taufik Fajar)