Cara itu dia lakukan setelah mengamati beberapa penumpangnya yang rata-rata punya lebih dari dua aplikasi ojek daring demi mengincar ongkos harga miring.
"Jadi gimana nurunin penumpang yang jauh, tapi bisa langsung dapat sewa lagi," imbuhnya.
Kata dia, mustahil mengandalkan satu aplikasi sementara jumlah pengemudi ojek daring terus bertambah seiring makin banyaknya aplikasi serupa.
Untuk diketahui di Indonesia setidaknya ada 44 aplikasi ojek daring yang beroperasi.
"Misalnya nih cuma ngandelin Grab, dari pagi sampai siang cuma dapat tiga pesanan, terus mau ngapain lagi? Mau muter-muter juga enggak bunyi tuh handphone."
"Muter-muter juga [biaya] bensin sama onderdil siapa yang nanggung? Pengemudi."
"Cari Rp100.000 sampai sempak keringetan sekarang, susah hahaha..." ujar Vicky mengandaikan sulitnya dapat penumpang.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)