Ajak BEI, Kemenparekraf Dorong Pelaku Parekraf Melantai di Pasar Modal

Muhammad Akbar Malik, Jurnalis
Rabu 04 September 2024 15:17 WIB
Kemenparekraf dan BEI dorong pelaku parekraf melantai di pasar modal (Foto: Kemenparekraf)
Share :

JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pelaku Parekraf melakukan IPO alias melantai di Pasar Modal Indonesia. Kemenparekraf menggandeng Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memberikan pendampingan para pelaku parekraf.

BEI dan Kemenparekraf enggelar Demo Day KreatIPO, yang menjadi rangkaian akhir dari program KreatIPO. Kegiatan ini menjadi panggung bagi delapan perusahaan binaan Kemenparekraf dan IDX Incubator untuk menampilkan potensi mereka di hadapan para stakeholder pasar modal, termasuk penjamin emisi efek (underwriter) serta lembaga dan profesi pendukung pasar modal lainnya seperti Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Hukum.

"Delapan perusahaan ini telah menjadi binaan bersama kemenparekraf dan idx incubator sehingga dianggap layak untuk mempresentasikan diri di hadapan tim penilai yang terdiri dari 13 underwriter, 10 konsultan hukum, dan 2 kantor akuntan publik," ujar Ketua Pokja Dana Masyarakat Kemenparekraf Megawati Panjaitan, Rabu (4/9/2024).

Adapun kedelapan perusahaan tersebut adalah PT Pemindo Mitra Sinergi, PT Bintang Raya Juarsa Indonesia, PT Bumi Kadaka, PT Solusi Kampus Indonesia, PT Kartini Bangun Bangsa, PT Agrinesia Raya, PT Vilo Kreasi Rasa, dan PT Respiro Indonesia.

Advisor to Listing Directorate IDX Saptono Adi Junarso menyampaikan, meningkatnya kesadaran pentingnya berinvestasi dan didukung oleh perkembangan teknologi digital, jumlah investor pasar modal Indonesia terus mengalami peningkatan. Per 26 Juli 2024, jumlah total investor pasar modal telah mencapai 13,2 juta, menandakan peningkatan sebesar 5,3x sejak tahun 2019. Jumlah investor saham pada khususnya telah meningkat 5,2x sejak tahun 2019.

BEI siap memberikan pendampingan bagi pelaku parekraf yang ingin memanfaatkan pendanaan pasar modal dari perusahaan terbuka melalui IPO. Selain itu, BEI memiliki pertumbuhan jumlah perusahaan yang baru tercatat tertinggi dibandingkan dengan bursa besar lainnya di ASEAN.

“Walau aktivitas IPO secara global sedang mengalami pelambatan/penurunan, pasar modal Indonesia masih menjadi salah satu pasar modal yang paling menarik di ranah global,” ungkap Sapto.

Sejak tahun 2018, BEI selalu berhasil melakukan pencatatan saham baru terbanyak dibandingkan dengan bursa-bursa di kawasan ASEAN lainnya. Tahun lalu BEI berhasil menorehkan pencapaian tertinggi jumlah perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia, dengan 79 perusahaan tercatat yang berhasil melakukan fundraised sebesar Rp54,1 triliun.

“Inisiatif kerja sama ini yang juga sejalan untuk mengajak lebih banyak Perusahan kecil dan menengah Indonesia khususnya dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat semakin bertumbuh dan berkembang melalui pendanaan di pasar modal,” ungkap Sapto.

Sapto menekankan pentingnya acara ini karena kerja sama dengan profesi penunjang merupakan proses yang krusial dalam perjalanan perusahaan menjadi emiten.

“Salah satu proses utama dalam persiapan IPO adalah menentukan lembaga profesi penunjang pasar modal yang akan membantu jalannya proses persiapan. Melalui acara ini diharapkan dapat menjadi sarana networking yang mempertemukan para pelaku usaha yang merupakan binaan IDX Incubator khususnuya di bidang parekraf, dengan para profesi penunjang pasar modal.

Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Anggara Hayun Anjuprana berharap Pasar Modal menjadi salah satu alternatif sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha untuk “Naik Kelas” (Scale Up) sehingga dapat berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja serta perekonomian nasional.

“Data tahun 2023, menunjukkan, 22 perusahaan berasal dari sektor parekraf yang listing di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp. 4,78 triliun, tren positif berlanjut pada tahun 2024, hingga akhir Agustus terdapat 10 perusahaan parekraf yang telah listing dengan mengumpulkan total dana sebesar Rp 1,038 triliun. Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa perusahaan-perusahaan di sektor parekraf semakin dipercaya oleh investor sebagai salah satu portofolio investasi yang menarik di Pasar Modal Indonesia,” ujar Hayun

Hayun menambahkan Demo Day KreatIPO merupakan kesempatan berharga bagi perusahaan binaan yang saat ini sedang mempersiapkan diri menjadi perusahaan Go Public.

"Semoga ini menjadi peluang yang baik untuk membangun jaringan strategis dan menyusun tim persiapan IPO yang handal, sehingga mempermudah langkah mereka menuju pasar modal dengan kesiapan optimal,” tukasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya