China Temukan Harta Karun Super Langka di Daerah Termiskin, Cadangan hingga 5 Juta Ton!

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Kamis 19 September 2024 10:28 WIB
China Temukan Harta Karun Super Langka di Daerah Termiskin (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - China menemukan harta karun super langka di daerah termiskin, bahkan memiliki cadangan hingga 5 juta ton. Harta karun super langka dan bernilai tinggi ini adalah logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE).

Penemuan harta karun ini di Provinsi Sichuan, China di tengah meningkatnya persaingan internasional, terutama dengan Amerika Serikat.

Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE) merupakan harta karun karena memiliki nilai tinggi dan bermanfaat bagi industri berteknologi tinggi. Logam tanah jarang memiliki banyak kegunaan seperti magnet untuk motor listrik, mobil hybrid, power steering elektrik, air conditioner, generator dan hard disk drive

Para ahli logam tanah jarang mengatakan pada simposium China Rare Earth Group bahwa 4,96 juta ton logam tanah jarang sangat penting untuk pengembangan teknologi, mulai dari kendaraan listrik hingga turbin angin, robot dan senjata militer telah ditemukan di prefektur otonom Liangshan Yi, yang merupakan salah satu wilayah termiskin di China.

Saat ini China adalah produsen logam tanah jarang terbesar di dunia, yang mencakup 17 oksida logam, dengan 44 juta ton endapan, menurut Survei Geologi AS.

"Menghadapi situasi baru persaingan internasional, grup ini akan tetap mengutamakan kepentingan negara, untuk memberikan kontribusi baru yang signifikan dalam menjaga keamanan sumber daya tanah jarang Tiongkok," kata China Rare Earth Group yang merupakan badan usaha milik negara dilansir SCMP, Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Dominasi tanah jarang di China semakin meningkatkan kekhawatiran geopolitik di tengah meningkatnya persaingan teknologi antara China dan AS. Industri tanah jarang di China juga harus berkembang ke sektor hilir, meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya, dan meningkatkan keunggulan teknologi perusahaan

"Ekonomi terbesar kedua di dunia ini telah membatasi pasokan dan ekspor unsur tanah jarang, yang awal tahun ini diidentifikasi oleh Kementerian Keamanan Negara sebagai sumber daya mineral strategis yang terkait langsung dengan keamanan nasional," kata ekonom Pan Helin.

Pan Helin, seorang ekonom dan penasihat Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, mengatakan penemuan di Sichuan akan meningkatkan keunggulan sumber daya China di pasar tanah jarang global.

“Meskipun mengonsolidasikan keunggulan sumber daya sangat penting, industri tanah jarang China juga harus berekspansi ke sektor hilir, meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya, dan meningkatkan keunggulan teknologi perusahaan,” kata Pan.

 

China menyumbang antara 80 dan 90 persen produksi tanah jarang global pada awal 2010-an, tetapi dominasi itu memudar menjadi sekitar 70 persen pada 2023 di tengah peningkatan pasokan tanah jarang global, menurut Survei Geologi AS.

China Rare Earth Group dibentuk pada 2021 setelah penggabungan unit di bawah tiga perusahaan negara, yang dilihat oleh analis industri sebagai langkah signifikan menuju penguatan dominasi produksi tanah jarang China.

“Grup akan meningkatkan fungsi intinya dalam menjaga keamanan sumber daya tanah jarang dengan berfokus pada enam tujuan utama (dalam tanah jarang), memperluas sumber daya, meningkatkan cadangan, meningkatkan produksi, menstabilkan pasokan, mengurangi biaya, dan memastikan keamanan,” tulis pernyataan perusahaan.

Bulan lalu, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi serta Kementerian Sumber Daya Alam bersama-sama menetapkan batas atas untuk produksi tambang tanah jarang gelombang kedua tahun ini sebesar 135.000 ton dan peleburan sebesar 127.000 ton.

Dikombinasikan dengan gelombang pertama, kedua gelombang tahun ini masing-masing mencapai 270.000 ton dan 254.000 ton, yang menunjukkan peningkatan tahun ke tahun sebesar 5,9 persen dan 4,2 persen, masing-masing, dari dua gelombang kuota pertama yang dirilis tahun lalu.

Sementara, ekspor tanah jarang China dalam delapan bulan pertama tahun ini naik sebesar 6,4 persen tahun-ke-tahun menjadi 38.755 ton, sementara nilai ekspor anjlok sebesar 40,2 persen menjadi USD341,2 juta, menurut data Bea Cukai China.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya