6 Fakta BBM Subsidi hingga Pertamax Ternyata Kotor seperti Pertalite

Kurniasih Miftakhul Jannah, Jurnalis
Senin 23 September 2024 07:15 WIB
Fakta BBM Subsidi dan Pertamax ternyata kotor (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA - BBM subsidi yakni Pertalite hingga Pertamax memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Kandungan sulfur yang tinggi ini bisa berdampak pada kendaraan bermotor.

Hal ini diakui oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin. Dia mengatakan kandungan sulfur Pertalite ada di angka 500 ppm. Sementara standar yang dianjurkan dalam aturan adalah 50 ppm. Karena itu, pemerintah ingin meningkatkan kualitas BBM subsidi, tanpa menaikkan harganya.

Berikut fakta BBM subsidi hingga Pertama, kotor, dirangkum Okezone, Senin (23/9/2024).

1. Pertamax Kotor

Tak hanya Pertalite, ternyata Pertamax yang memiliki RON 92 juga memiliki kandungan sulfur cukup tinggi. Berdasarkan laman resmi Pertamina, kandungan sulfur di Pertamax mencapai 130 ppm. Padahal, Pertamina mengklaim Pertamax merupakan jenis BBM berkualitas yang dapat membuat mesin lebih bersih dan pembakaran lebih baik

2. Bikin Mesin Rusak

Kandungan sulfur yang tinggi pada bahan bakar bisa menyebabkan mesin mengalami kerusakan. Melansir Tutorchase, Selasa (17/9/2024), kualitas bahan bakar sangat dipengaruhi oleh kandungan sulfurnya. Sulfur merupakan unsur alami dalam minyak mentah, sering kali terdapat dalam bahan bakar dalam jumlah yang bervariasi.

Bahan bakar dengan kandungan sulfur tinggi yang dibakar akan menghasilkan sulfur dioksida (SO2), gas berbahaya yang berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Hal ini sangat memprihatinkan karena sulfur dioksida merupakan penyebab utama hujan asam.

Kandungan tersebut dapat merusak ekosistem, merusak bangunan dan infrastruktur, serta menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia dan hewan.

3. Bikin Kendaraan Boros

Kandungan sulfur pada bahan bakar dapat mempengaruhi efisiensinya. Bahan bakar dengan sulfur tinggi cenderung menghasilkan energi panas yang lebih sedikit ketika dibakar dibandingkan bahan bakar dengan sulfur rendah.

Artinya, kendaraan atau mesin yang menggunakan bahan bakar sulfur tinggi mungkin memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan jumlah energi yang sama. Hal ini membuat konsumsi bahan bakar menjadi boros.

4. Pencemaran Lingkungan

Kandungan sulfur dalam bahan bakar berperan penting dalam menentukan kualitasnya. Bahan bakar belerang tinggi dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, kerusakan mesin, dan penurunan efisiensi, sehingga kurang diminati dibandingkan bahan bakar belerang rendah.

Oleh karena itu, mengurangi kandungan sulfur dalam bahan bakar merupakan langkah penting menuju peningkatan kualitas bahan bakar dan mendorong kelestarian lingkungan.

5. Bantahan Pertamina

PT Pertamina menengaskan bahwa sulfur pada BBM Pertamax sudah memenuhi ketentuan Kementerian ESDM. Di mana sebelumnya, kandungan sulfur pada BBM dengan RON 92 tersebut dinilai bahaya bagi kendaraan.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengatakan, batas maksimal kandungan sulfur dalam BBM RON 92 yang ditetapkan Ditjen Migas adalah 400 ppm. Ketetapan ini berlaku untuk semua BBM RON 92 yang dijual di Indonesia, baik oleh Pertamina maupun badan usaha lain.

“Kami pastikan seluruh produk BBM Pertamina memenuhi ketentuan yang berlaku. Bahkan kandungan sulfur Pertamax masih jauh di bawah 400 ppm, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kualitas Pertamax,” tegas Heppy.

6. Hasil Uji BBM

Heppy melanjutkan, hasil kandungan sulfur Pertamax tersebut diperoleh dari hasil uji kualitas yang pernah dilakukan Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (BBPMGB) Lemigas Ditjen Migas Kementerian ESDM.

“Pengujian dilakukan untuk BBM RON 92 baik dari Pertamina maupun badan usaha lainnya. Untuk Pertamax, hasilnya kandungan sulfurnya masih jauh dibawah batas maksimal yang ditetapkan Ditjen Migas,” ujar Heppy.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya