JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono bercerita pengalamannya terjadinya APBN 2025 yang disusun dalam masa transisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Menurut dia, ada peran khusus Kementerian Keuangan untuk menyusun Rancangan APBN tersebut karena ia sendiri terjun di dalam Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran.
"Cerita dari sebetulnya waktu itu peran Kemenkeu khususnya dan tim saya even sebelum saya masuk ke Kemenkeu. Ini saatnya konteks itu bisa dijelaskan, mungkin banyak yang nggak tahu, sebelum saya diangkat, saya sudah bekerja erat dengan Kemenkeu selama empat bulan, tim inti sinkronisasi," jelas Tommy dalam diskusi media di Anyer, Kamis (26/9/2024).
Baik Tommy dan Tim Sinkronisasi saat itu menyambangi Kemenkeu didasari oleh transisi pemerintahan dan APBN ini harus berjalan lancar.
"Saya rasa ini penting, waktu terakhir ketemu saya menjelaskan transisi yang lancar ini seyogyanya dianggap penting, nggak selalu seperti ini, artinya antara Kemenkeu dan tim transisi Prabowo-Gibran dan ujung-ujungnya DPR nyambung," ungkap Tommy.
Tommy juga menegaskan transisi adalah suatu kontinuitas pemerintah yang sangat baik karena di negara lain tidak seperti ini. Bukan berarti, transisi adalah gonjang-ganjing dari pemerintahan yang akan selesai bekerja, untuk pemerintahan yang akan datang.
"Itu perlu dihargai, publik harus tahu. itu suatu proses yang perlu dihargai dan saya merasa terhormat ikut dalam proses tersebut," kata Tommy.
Dengan demikian, APBN 2025 ini didesain untuk menangkap program-program unggulan Presiden terpilih Prabowo di dalam prinsip fiskal yang prudent yang sudah sering dibahas sejak Juni silam.
"Di bulan Juni/Juli banyak sekali pembahasan program2 unggulan presiden terpilih bisa defisit lebih dari 3 persen, itu bulan Juni/Juli nggak terlalu lama dari saat ini, sekarang buktinya program itu tertampung di dalam prinsip-prinsip itu, itu memperlihatkan keberlanjutan dan menampung hal-hal yang baru," jelas Tommy.
Tommy menambahkan, APBN 2025 bukan hanya angka-angka semata, tetapi representasi yang baik, kerja sama dan kekompakkan Presiden yang akan datang dan menangkap program-program unggulan terpilih.
(Taufik Fajar)