SPECIAL REPORT: RI Deflasi 5 Bulan Beruntun, Daya Beli Turun hingga Makan Tabungan

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Minggu 06 Oktober 2024 10:23 WIB
Special Report: RI Deflasi 5 Bulan Beruntun. (Foto: Okezone.com)
Share :

Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, ketika terjadi deflasi maka harga jasa dan barang-barang akan menurun, sedangkan ketika terjadi inflasi maka harga jasa dan barang-barang akan meningkat. Selain itu, bila deflasi terjadi akibat kurangnya jumlah uang yang beredar di masyarakat, sedangkan inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat. Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan cara menurunkan tingkat suku bunga

Dampak Deflasi 5 Bulan Beruntun

Ekonom CORE Indonesia Muhammad Faisal mengungkapkan fenomena deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut ini menandakan daya beli masyarakat yang kian melemah. Hal ini terlihat dari tingkat penjualan barang bukan primer seperti pakaian, alas kaki, peralatan komunikasi dan lainnya yang terus menurun sejak 2023 hingga saat ini.

Hal ini, menurutnya, dikonfirmasi dari sisi tingkat pendapatan masyarakat dan jumlah tabungan yang kian menurun. Dari sisi pendapatan atau upah riil yang dipantau secara per kapita dan per bulan di 2024 pada Februari hanya tumbuh 0,7%. Hal ini katanya sangat tidak biasa jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di level 5%.

Dari sisi tabungan, berdasarkan data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pertumbuhan nilai rekening untuk jumlah tabungan di bawah Rp100 juta hanya 3% pada akhir 2023, sehingga jumlah tabungan orang Indonesia sebanyak 99 persen hanya berada di bawah Rp100 juta.

Dalam data yang sama, rerata saldo tabungan masyarakat di bank per April 2024 memang mengalami penyusutan jika dibandingkan dengan posisi sebelum Pandemi Covid -19 tahun 2019. Rerata saldo masyarakat yang disimpan di Bank pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp3 juta per nasabah, sedangkan posisi April 2024 rerata saldo nasabah di Bank hanya berkisar Rp1,8 juta per nasabah

“Jadi ketika kebutuhan hidup meningkat, harga barang-barang tidak tinggi tetapi karena upahnya atau tingkat pendapatannya rendah, tetap saja tidak cukup sehingga mereka harus memanfaatkan pilihannya kalau tidak manfaatkan tabungan, kalau mereka punya tabungan, kalau tidak mereka terpaksa meminjam. Tidak heran kalau tingkat pinjaman, termasuk pinjaman online mengalami peningkatan yang luar biasa setelah pandemi. dan itu didorong juga oleh digitalisasi. Lebih jauh lagi ini, kalau kita kaitkan dengan data transaksi judi online juga sama ada peningkatan setelah pandemi. jadi ini berkaitan satu sama lain,” kata Faisal.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya