6 Fakta BLT Presiden Prabowo

Zahra Indah Safira, Jurnalis
Sabtu 26 Oktober 2024 09:08 WIB
BLT Cair 2024 (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) menjadi salah satu bentuk bantuan sosial yang diandalkan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi kemiskinan dan memberikan perlindungan ekonomi kepada masyarakat

Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, program BLT kembali menjadi sorotan, khususnya dengan berbagai penyesuaian dan pengembangan yang direncanakan untuk memperluas manfaat bantuan ini.

Berikut beberapa fakta penting yang perlu diketahui mengenai BLT yang telah dirangkum oleh Okezone, Sabtu (26/10/2024)

1. BLT akan dilanjutkan di Era Prabowo

Pemerintahan Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Hal ini didukung dengan pernyataan Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko. Yang memastikan bahwa program ini tidak hanya akan diteruskan, tetapi juga diperbaiki dan diperluas.

“Insya Allah masih ada BLT. Ini adalah janji dari Kampanye Pak Prabowo dan Mas Gibran yang akan dilanjutkan, bahkan akan ditambahkan kartu untuk lansia,” jelas Budiman di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Selain kelanjutan program, pemerintah juga berencana untuk mempercepat, mengakselerasi, dan meningkatkan akurasi penyaluran BLT. Hal ini bertujuan agar bantuan dapat disalurkan lebih cepat dan tepat sasaran. Selain BLT, pemerintah juga menambahkan akses terhadap aset non tunai sebagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan secara lebih komprehensif.

2. Pencairan BLT Diperluas untuk Lansia

Salah satu janji kampanye dari Presiden Prabowo adalah perluasan program BLT untuk lansia. Menurut Budiman Sudjatmiko, pemerintah akan memberikan kartu bantuan sosial (bansos) yang secara khusus ditujukan bagi warga lanjut usia dari golongan masyarakat tidak mampu. “Akan ada perluasan pencairan BLT untuk masyarakat kelas menengah bawah, dan salah satu fokus utamanya adalah lansia,” ujar Budiman.

Dengan memperluas cakupan penerima BLT, pemerintah berupaya memastikan bahwa kelompok rentan, termasuk lansia, dapat merasakan dampak positif dari bantuan ini. Penyaluran BLT ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang signifikan bagi lansia yang mungkin kesulitan mendapatkan penghasilan tetap di usia mereka.

3. Subsidi BBM Akan Diubah Jadi BLT

Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto berencana mengubah skema subsidi BBM menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang langsung diberikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM). Prabowo menekankan bahwa subsidi harus tepat sasaran dengan menggunakan teknologi digital agar bantuan dapat langsung diterima oleh keluarga yang benar-benar membutuhkan.

Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah, juga mendukung perubahan ini, menyatakan bahwa skema subsidi energi yang ada saat ini tidak efektif dan banyak masyarakat miskin yang tidak menikmati manfaatnya. Dengan mengalihkan subsidi dari barang ke individu, pemerintah berharap dapat menghemat anggaran hingga Rp200 triliun dan memastikan bantuan sampai kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.

4. Alokasi Pemanfaatan

Adapun bantuan BLT yang diberikan kepada buruh tani dan pekerja pabrik rokok di beberapa daerah diambil dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Dana ini dialokasikan dengan berbagai macam program sesuai ketentuan yang berlaku. Sebanyak 40 persen dari DBHCHT digunakan untuk sektor kesehatan, 20 persen untuk peningkatan bahan baku dan pelatihan, 30 persen untuk BLT, dan 10 persen dialokasikan untuk sosialisasi serta penegakan hukum.

Pembagian dana ini menunjukkan bahwa BLT hanyalah salah satu dari sekian banyak bentuk pemanfaatan DBHCHT. Program ini tidak hanya mendukung kesejahteraan masyarakat penerima bantuan, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan sektor kesehatan dan peningkatan kualitas bahan baku tembakau.

5. Diterima 3.134 Buruh Tani

Salah satu contoh konkret penyaluran BLT dari DBHCHT terjadi di Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Sebanyak 3.134 buruh tani dan pekerja pabrik rokok di daerah tersebut menerima BLT yang merupakan bagian dari pemanfaatan DBHCHT tahun 2024. Bantuan ini diberikan untuk mendukung kesejahteraan mereka, khususnya di sektor tembakau yang menjadi sumber penghidupan utama.

Penyaluran BLT ini diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi para buruh tani dan pekerja pabrik rokok. Tidak hanya membantu kebutuhan dasar mereka, bantuan ini juga diharapkan mampu memberikan stabilitas ekonomi di tingkat lokal, terutama di daerah yang sangat bergantung pada industri tembakau.

6. Pelatihan Upskilling dan Reskilling

Selain memberikan bantuan langsung tunai, pemerintah juga berencana meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan upskilling dan reskilling. Budiman Sudjatmiko menjelaskan bahwa pengentasan kemiskinan tidak hanya sekadar memberikan uang tunai, tetapi harus disertai dengan pemberdayaan masyarakat agar dapat keluar dari lingkaran kemiskinan secara berkelanjutan.

Pelatihan ini akan difokuskan pada peningkatan keterampilan masyarakat, terutama mereka yang tergolong sebagai penerima bantuan. Salah satu tujuan utama dari program ini adalah agar masyarakat dapat mengembangkan kapasitas diri mereka sehingga mampu mengelola potensi ekonomi lokal dengan lebih baik.

Misalnya, pelatihan dalam pengelolaan koperasi atau penguasaan teknologi digital yang relevan dengan usaha mereka. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para penerima BLT tidak hanya bergantung pada bantuan tunai semata, tetapi juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka di masa depan

Pemerintah melihat langkah ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk menanggulangi kemiskinan melalui pembangunan sumber daya manusia. Diharapkan, program pelatihan ini akan memberi kesempatan bagi masyarakat miskin untuk mengakses pekerjaan atau peluang usaha baru yang lebih berkelanjutan.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya