Realisasi asumsi dasar ekonomi makro 2024 meleset dari target. Salah satu yang tidak mencapai target adalah pertumbuhan ekonomi.
Untuk pertumbuhan ekonomi yang tadinya diperkirakan 5,2% dalam Undang-undang (UU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, tercatat hanya 5,0% yoy (outlook).
"Keseluruhan tahun untuk growth kita perkirakan di 5%," ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN 2024.
Pertumbuhan ekonomi tersebut di 5% karena permintaan domestik yang kuat dan penciptaan lapangan kerja baru tetap menopang kinerja fiskal.
Lemahnya perekonomian, lanjut Sri Mulyani, disebabkan oleh situasi global yang semakin dinamis, antara lain meningkatnya tensi geopolitik di berbagai kawasan, gejolak pasar keuangan dan mulai turunnya harga komoditas andalan Indonesia.
Dari sisi inflasi berada pada level 1,57% (yoy), jauh di bawah yang ditetapkan dalam asumsi yaitu 2,8%. Lonjakan harga pangan sempat terjadi di pertengahan tahun, namun kembali turun sehingga inflasi terkendali.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah secara rata-rata 2024 tercatat sebesar Rp15.847 per dolar AS lebih tinggi dari asumsi Rp15.000 per dolar AS.
"Nilai tukar terus tertekan karena berbagai faktor global termasuk policy fed fund rate penguatan dolar capital outflow mengalami deflasi dari yang kita asumsikan 15.000 per dolar AS," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)