Komisaris Utama BPR Hasamitra, Yonggris Lao, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama ini.
"Dengan kerja sama ini, BPR ini bisa punya delivery system yang lebih luas. Salah satu hambatan BPR terbesar saat ini adalah kemampuan dia untuk melayani secara digital, karena masalah biaya yang cukup mahal," kata Yonggris.
Kolaborasi ini diharapkan mampu mendorong BPR menjadi institusi yang lebih kuat dalam transaksi keuangan, mengimbangi perubahan perilaku konsumen yang kini semakin mengutamakan kemudahan dalam bertransaksi.
Melalui pengembangan teknologi bersama PT Rintis, BPR dapat memperluas jangkauan layanan tanpa perlu membuka banyak cabang baru. "Cukup kerja sama dengan Rintis, dengan bagus, sudah bisa menjangkau semua. Jadi delivery sistemnya itu menjadi lebih luas," tutur Yonggris.
Kerja sama ini juga mendukung upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam memperkuat permodalan BPR, termasuk mendorong merger BPR satu pulau untuk efisiensi dan pengawasan yang lebih baik.
Dengan target konektivitas lebih banyak BPR pada 2025, langkah ini diharapkan mampu mendorong inklusi keuangan yang lebih merata di seluruh Indonesia.
Qonita
(Feby Novalius)