Cerita Pangkalan dan Masyarakat Menjerit hingga Meninggal Imbas Krisis Gas LPG 3 Kg

Alifya Amari Poetry, Jurnalis
Rabu 05 Februari 2025 06:09 WIB
Antrean yang sangat panjang di sejumlah pangkalan gas di Indonesia. (Foto: Okezone.com/MPI)
Share :

JAKARTA - Presiden Prabowo menginstruksikan supaya pengecer tetap bisa menjual gas elpiji 3 kilogram (Kg). Keputusan ini setelah terjadi antrean yang sangat panjang di sejumlah pangkalan gas di Indonesia. 

Namun sebelum keputusan Kepala Negara tersebut, ada cerita memilukan dari keputusan tidak ada penyaluran gas elpiji 3 kg ke pengecer. Keputusan inilah yang membuat cerita memilukan, bahkan sampai ada yang meninggal dunia karena gas elpiji 3 kg. 

1. Pangkalan dan Masyarakat Kebingungan


Pangkalan gas dan masyarakat mengaku kebingungan karena terjadi kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg per 1 Februari 2025. Masyarakat hanya dapat membeli gas 3 kg dari pangkalan resmi dengan menunjukkan KTP. Sementara stok di pangkalan terbatas.

Perbedaan proses penjualan sebelum dan sesudah diterapkannya kebijakan pembatasan pembelian gas 3 kg juga berdampak pada pangkalan.  

“Ada penurunan pemasukan karena pembatasan. Ketentuan pembeli harus ada KTP, satu orang hanya dapat satu gas, sebulan 4 tabung. Warung pengecer sudah di stop. Stok pangkalan per harinya juga tidak rata dan terbatas,” ungkap salah satu Pegawai Pangkalan Gas di wilayah Bekasi, kepada Okezone.com, Rabu (4/2/2025).

Meskipun kebijakan ini diitujukan untuk memastikan pasokan gas melon cukup bagi masyarakat dan harga jualnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mayoritas masyarakat justru kewalahan mencari gas kemana-mana karena stok di pangkalan yang terbatas. 

“Masyarakat banyak yang datang subuh-subuh nyari gas dan mengeluh, bisa puluhan pembeli yang datang dari pagi sampai malam,” ucapnya. 

2. Stok Gas di Pangkalan 

Ketersediaan stok gas LPG 3 kg di pangkalan juga tidak sama rata atau berbeda-beda. Hal ini yang menyebabkan banyaknya pangkalan gas tidak mempunyai stok karena pihak pangkalan masih menunggu pengiriman dari distributor Pertamina. 

"Kami sangat berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kembali kebijakan ini. Kami mengerti tujuannya baik, tapi tolong jangan sampai menyulitkan masyarakat kecil. Kasihan masyarakat kalau pengecer harus di stop, mereka harus susah payah mencari gas untuk masak doang," ujar Roni.

3. Ada Warga Meninggal

Seorang ibu rumah tangga (IRT) tewas mendadak diduga akibat kelelahan, saat antre membeli gas elpiji 3 kg di Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). 

 

Berdasarkan unggahan akun Instagram @viralciledug, disebutkan bahwa ibu tersebut meninggal dunia setelah antre selama berjam-jam sejak pagi pada Senin 3 Februari 2025.

"Dia nyari gas muter dari pagi ga dapat, dia antri di agen berjam-jam," bunyi keterangan unggahan akun instagram tersebut.

Berdasarkan informasi, sebelum meninggal, korban terlihat sedang duduk di rumah setelah capek memburu gas melon tersebut.

"Sempat dibawa ke RS buat mastiin ternyata (korban) memang sudah meninggal," katanya.

4. Bahlil Minta Maaf

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pun meminta maaf atas adanya seorang warga yang meninggal dunia saat mengantre membeli tabung gas elpiji 3 kilogram. 

Bahlil mengungkapkan, langkah penertiban ini dilakukan semata-mata untuk penataan distribusi yang lebih baik.

“Ya kami pemerintah pertama memohon maaf kalau ini terjadi. Karena ini semata-mata kita lakukan untuk penataan,” kata Bahlil usai meninjau langsung di pangkalan elpiji di Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025).

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya