Lilis memaparkan, dari indikator makro ekonomi di Indonesia lebih relatif stabil dengan GDP masih bertahan di lima persen dan inflasi yang terjaga. Pada semester pertama tahun ini GDP akan relatif lebih soft, dikarenakan belanja negara yang belum optimal.
“Kita harapkan pada semester dua belanja negara akan ada perbaikan. Kedepannya juga kita harapkan likuiditas dan kebijakan moneter akan membaik. Program Presiden Prabowo seperti MBG akan memiliki dampak yang positif terhadap perekonomian dan multiplier effect,” ujarnya.
Menyikapi kondisi market sedang mengalami gejolak, tentu diperlukan strategi investasi yang tepat bagi setiap individu. Lilis menyarankan agar terlebih dahulu melakukan managemen risiko yang dilakukan melalui diversifikasi. “Seorang investor tidak boleh menempatkan semua dana investasinya pada satu aset saja,” ujarnya.
Kemudian, seorang investor juga harus menjaga likuiditas dan fleksibilitas. Artinya, seorang investor harus memiliki sebagian dananya untuk kebutuhan likuiditas yang bisa digunakan sewaktu-waktu.
Sedangkan fleksibilitas adalah kemampuan investor untuk memanfaatkan momentum dinamika volatilitas pasar keuangan untuk mengambil keuntungan. “Misalkan 40 persen diinvestasikan untuk saham, 30 persen di obligasi, dan 30 persen cash,” ujarnya.
Wealth Talks CIMB Niaga 2025 memberikan wawasan berharga bagi masyarakat dalam menghadapi dinamika ekonomi dan investasi pada 2025. Talkshow yang dipandu Wealth Management Business Head CIMB Niaga Masagus Tirza tersebut juga diumumkan para pemenang yang berhak mendapatkan hadiah menarik.
Dengan Wealth Talks CIMB Niaga 2025, diharapkan para peserta mendapatkan wawasan berharga dan inspirasi untuk menghadapi dinamika ekonomi dan investasi di tahun 2025. Mari bersama-sama kita raih kesuksesan di masa depan yang penuh peluang. Sampai jumpa pada Wealth Talks CIMB Niaga selanjutnya.
(Agustina Wulandari )