JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street dibuka menurun pada perdagangan Rabu waktu setempat. Pasar saham terseret sektor teknologi setelah Nvidia mengungkap kerugian besar akibat pembatasan ekspor ke China.
Penurunan ini tetap terjadi meski data penjualan ritel AS mencatat lonjakan signifikan pada Maret 2025.
Dow Jones Industrial Average turun 0,3%, S&P 500 terkoreksi 0,9%, sementara Nasdaq Composite melemah lebih dalam, merosot 295 poin atau 1,7%.
Saham Nvidia (NVDA) anjlok lebih dari 6%, setelah perusahaan berpotensi menanggung beban sebesar USD5,5 miliar sebagai imbas dari keputusan Departemen Perdagangan AS yang membatasi ekspor chip AI H20 ke pasar China.
Sedianya produsen chip tersebut sebelumnya menjadi satu-satunya yang diizinkan untuk diekspor di bawah kebijakan pembatasan yang ditetapkan oleh Pemerintahan Joe Biden.
“Pembatasan ini berdampak signifikan bagi kami, terutama mengingat pentingnya pasar China dalam penyerapan teknologi AI,” tulis Nvidia dalam pernyataan resminya, dilansir Investing, Rabu (16/4/2025).
Sentimen negatif ini turut menyeret saham emiten chip lainnya seperti Intel (INTC), AMD (AMD), dan Broadcom (AVGO), serta pemasok utama Nvidia, yaitu TSMC (TSM), yang juga mencatat penurunan.
Secara fundamental, investor mencerna data penjualan eceran atau ritel AS yang meningkat tajam sebesar 1,4 persen pada Maret 2025, melesat dari kenaikan 0,2 persen pada Februari.
Lonjakan ini ditopang oleh meningkatnya pembelian kendaraan bermotor, yang diduga akibat kekhawatiran konsumen terhadap pemberlakuan tarif impor.
Investor juga menanti pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Powell sebelumnya menyebut bank sentral masih dalam mode “wait and see” menghadapi situasi ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan dan dampaknya terhadap perekonomian.
Dinar Fitra Maghiszha
(Feby Novalius)