JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) buka suara soal kabar rencana penyertaan modal oleh Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Garuda Indonesia menegaskan bahwa pada prinsipnya, kebijakan dan strategi atas aksi korporasi tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham serta para pemangku kepentingan terkait.
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani menyampaikan, perseroan secara berkala berkoordinasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait lainnya, sambil tetap berfokus untuk memastikan perusahaan berjalan on the track sesuai dengan strategi kinerja perseroan.
“Tidak terdapat informasi material yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup Perseroan atau harga saham perseroan. Perseroan akan senantiasa memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya di bidang pasar modal,” kata Wamildan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (21/5/2025).
Sebelumnya, Garuda Indonesia dikabarkan tengah berunding dengan Danantara mengenai suntikan modal karena maskapai penerbangan nasional itu tengah berjuang untuk memperbaiki keuangannya.
Pembicaraan mengenai hal itu disebut masih dalam tahap awal dan dapat berubah, dan rincian mengenai besaran dana masih dalam pembahasan. Sebagaimana diketahui, pada 2024 lalu GIAA mencatatkan rugi bersih sebesar USD69,77 juta atau Rp1,15 triliun, berbalik dari tahun 2023 yang mencatatkan laba sebesar USD250 juta.
Adapun, kerugian perseroan disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain beban usaha yang mengalami kenaikan sebesar 18,32 persen, yang salah satunya disebabkan oleh peningkatan beban pemeliharaan dan perbaikan pesawat, dimana pada tahun 2024 terdapat beberapa pesawat yang memasuki jadwal perawatan besar (overhaul).
(Dani Jumadil Akhir)