Pembicaraan mengenai hal itu disebut masih dalam tahap awal dan dapat berubah, dan rincian mengenai besaran dana masih dalam pembahasan. Sebagaimana diketahui, pada 2024 lalu GIAA mencatatkan rugi bersih sebesar USD69,77 juta atau Rp1,15 triliun, berbalik dari tahun 2023 yang mencatatkan laba sebesar USD250 juta.
Adapun, kerugian perseroan disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain beban usaha yang mengalami kenaikan sebesar 18,32 persen, yang salah satunya disebabkan oleh peningkatan beban pemeliharaan dan perbaikan pesawat, dimana pada tahun 2024 terdapat beberapa pesawat yang memasuki jadwal perawatan besar (overhaul).
(Dani Jumadil Akhir)