JAKARTA - Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan, Bayu Wicaksono Putri mengatakan UMKM binaan oleh korporasi punya peluang untuk merambah ke pasar ekspor. Namun saat ini masih terkendala dengan calon pembeli dari luar negeri karena minimnya relasi.
Bayu mengatakan, saat ini Kemendag memiliki program business matching dengan beberapa negara yang bisa menjadi pintu gerbang para UMKM mengakses pasar global. UMKM binaan korporasi diharapkan mampu menembus pasar ekspor untuk meningkatkan perekonomian nasional.
"Tentunya siapapun pihak yang mendorong UMKM ekspor, termasuk binaan korporasi, baik skala menengah, kecil, mikro, kita akan mendukung. Kita punya program business matching, mendorong UKM ekspor untuk bisa confident terhubung dengan perwakilan diaspora di luar negeri," ujarnya saat ditemui usai acara Talk Show 'UKM-IKM Go Global' dan 1 on 1 International Business Clinic (IBC) di SMESCO Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Bayu mengatakan setidaknya 2 tantangan utama yang dihadapi UMKM yang berorientasi ekspor, yaitu kualitas dan kuantitas. Kedua aspek ini yang kadang belum mampu dipenuhi oleh UMKM dalam negeri memenuhi permintaan dari pasar global.
Menurutnya, saat ini beberapa pelaku UMKM yang telah ekspor cepat puas diri. Ketika produknya telah masuk ke suatu negara, dan ada permintaan dari negara lain, tidak penuhi. Padahal permintaan tersebut menjadi kesempatan untuk berkembang lebih besar.
"Atau misalnya, sudah ada order misal ekspor 5 kontainer, terus lanjut permintaan naik menjadi 6,7,8 kontainer. UMKM kita kesulitan untuk memenuhi tingginya permintaan, dan ini saya kira perlu dijembatani dengan peningkatan skala usaha dari UKM ekspor sendiri," lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut, Bayu mengapresiasi MNC Peduli yang saat ini memiliki UMKM binaan yang bergerak untuk mendaur ulang sampah plastik. Kemendag siap berkolaborasi dengan korporasi untuk melakukan business matching antara pelaku usaha dengan calon pembeli.
"Dalam business matching program kami UKM bisa ekspor, kami berkolaborasi dengan BUMN dan korporasi (seperti MNC Peduli) yang punya mitra binaan. Tentu Kemendag buka peluang untuk berkolaborasi dengan BUMN maupun korporasi," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Head of CSR MNC Group, Tengku Hafid mengatakan MNC Peduli siap untuk mendukung UMKM binaan melalui media promosi. Hal ini diharapkan mampu mengenalkan produk UMKM kepada masyarakat dan pasar.
Tengku Hafid menjelaskan, saat ini MNC Peduli telah memiliki banyak UMKM binaan yang bergerak di beberapa bidang usaha, seperti kegiatan daur ulang sampah plastik hingga daur ulang sampah organik menjadi pupuk. Kegiatan ini tidak sekadar mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia, tapi sekaligus menarget aspek ramah lingkungan.
Lebih spesifik, dukungan yang diberikan MNC Peduli mencakup dukungan finansial, pelatihan dari pra-produksi, produksi, hingga pasca produksi bagi para UMKM binaan.
"Banyak dukungan yang kita berikan, baik dukungan secara finansial, pelatihan, hingga promosi yang kita laksanakan, mengingat MNC Group juga merupakan perusahaan media," pungkasnya.
(Taufik Fajar)