Isu keterbatasan kapasitas reasuransi nasional pun menjadi sorotan. Saat ini, penempatan reasuransi ke luar negeri masih mendominasi, yang tidak hanya menimbulkan risiko ekonomi, tetapi juga menghambat cita-cita kemandirian industri. Kekuatan keuangan domestik menjadi elemen krusial untuk mendukung proyek-proyek bernilai tinggi dan kompleks dalam kerangka hilirisasi.
Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi Indonesia Re, Beatrix Santi Anugrah, menyampaikan bahwa strategi penguatan dilakukan melalui diversifikasi produk, digitalisasi, dan kemitraan regional.
“Kami sedang membangun ekosistem digital perasuransian yang lebih inklusif, untuk memperluas akses sekaligus memperkuat kepercayaan masyarakat,” jelasnya.
Konferensi IIC 2025 menjadi wadah diskusi lintas sektor yang membahas isu-isu krusial, mulai dari keterkaitan antara makroekonomi dan asuransi, sinergi sektor kesehatan dan perbankan, hingga pentingnya transformasi digital dalam menjawab tantangan industri.
Meskipun Indonesia Re menjadi tuan rumah dalam forum ini, industri perasuransian nasional tetap memerlukan reformasi struktural dan dukungan sistemik. Reasuransi nasional harus diperkuat sebagai solusi pengelolaan risiko agar mampu menopang keberlangsungan sistem keuangan nasional dan menjamin stabilitas ekonomi masa depan.
(Feby Novalius)