Pengelola Tambang Emas Manfaatkan Spesies Perintis, Apa Manfaatnya?

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Kamis 14 Agustus 2025 16:23 WIB
Pengelola Tambang Emas Manfaatkan Spesies Perintis, Apa Manfaatnya? (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Kehidupan manusia modern tidak bisa terlepas dari kegiatan pertambangan. Begitu banyak mineral yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari seperti minyak, batu bara untuk energi, nikel, tembaga, perak, emas yang dibutuhkan untuk keperluan teknologi seperti semikonduktor, otomotif, industri manufaktur hingga konstruksi.

Namun kegiatan pertambangan selain banyak membawa manfaat bagi manusia juga meninggalkan pekerjaan lain seperti pemulihan lahan pasca kegiatan pertambangan. 

Superintendent Environmental Site Support Agincourt Resources (PTAR) Syaiful Anwar menguangkapkan bagaimana memulihkan lahan, mengembalikan dan meningkatkan kesuburan tanah hingga terbentuk sebuah ekosistem yang lengkap. Agincourt Resources, bagian dari Astra Astra International pengelola tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan. 

"Aktivitas penambangan memiliki dampak yang besar karena aktivitas pertama adalah pembukaan lahan. Pembukaan lahan dapat memengaruhi keanekaragaman flora dan fauna di sekitar area pemrosesan, dan kemudian aktivitas penambangan, kegiatan membuang tanah dan material limbah. Aktivitas ini memerlukan standar operasi yang sangat ketat dan bertanggung jawab," kata Syaiful di Jakarta, Kamis (14/8/2025).

Syaiful menjelaskan bahwa departemen environment PTAR menggunakan tanaman perintis yang berasosiasi dengan mikroorganisme yang mampu mengurai logam berat, menetralkan material sisa tambang, mengembalikan kesuburan tanah dan membentuk ekosistem baru.

"Jadi material sisa proses kegiatan penambangan dapat mempengaruhi kontaminasi pada tanah, kemudian ke air atau sungai, namun kami memiliki beberapa tanaman yang kami gunakan untuk reklamasi di area pascatambang," katanya.

Saat ini, cadangan emas Martabe memiliki tingkat endapan sulfidasi tinggi, dengan proses pengolahan menggunakan metode Carbon-in-Leach (CIL), di mana metode ini sedikit lebih mahal daripada metode Heap Leach, namun memiliki tingkat recovery lebih tinggi dalam prosesnya. 

Dengan tingkat kapasitas pabrik pengolahan yang dimiliki mencapai lebih dari 6 juta ton bijih per tahun, tambang emas ini mampu memproduksi hingga 200.000 ons emas per tahun dan 1-2 juta ons perak.

 

Penambangan mineral, dalam hal ini emas menuntut sebuah proses eksplorasi, ekstraksi dan penanganan sisa hasil tambang dengan sangat baik dan bertanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan. Metode ekstraksi emas di tambang emas Martabe tidak lagi menggunakan merkuri seperti tambang emas tradisional. 

Merkuri adalah unsur logam yang sangat sulit larut di alam karena itu tambang emas Martabe memilih menggunakan sianida untuk memisahkan emas. Dalam kadar yang berlebih, larutan merkuri dan sianida sama berbahayanya untuk lingkungan dan manusia, tetapi sianida lebih mudah terurai di alam ketimbang merkuri. 

"Kami menggunakan tanaman khusus yang memiliki kemampuan melakukan akumulasi terhadap konsentrasi logam berat pada tanah atau kami sebut sebagai teknologi tanaman yang mampu me-remediasi atau menyerap beberapa logam berat yang timbul selama aktivitas penambangan," kata Syaiful. 

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya